Tahun 2017 merupakan masa terkenalnya sebuah situs web yang bernama Fsschan, sebuah komunitas imageboard lokal dari Indonesia yang bisa dijadikan tempat untuk berbagi aneka ragam cerita dan pengalaman. Situs ini memiliki keunggulan seperti para pengunjung memiliki kebebasan untuk berbagi cerita tanpa harus takut identitasnya terbuka. Para pengguna situs yang menutup nama aslinya biasa disebut dengan Awanama, yang berdasarkan KBBI memiliki arti “tanpa nama” alias anonymous.

Tepatnya pada Juni 2017 tersebar sebuah cerita dari situs Fsschan yang berjudul Romansa dan Difabel. Cerita yang diterbitkan oleh seorang Awanama, menceritakan pengalaman asmaranya bersama seorang gadis difabel. Cerita ini cukup menarik sehingga menjadi populer, dibagikan di berbagai macam media sosial.

Kepopuleran cerita ini semakin bertambah karena sebuah laman Facebook membuat ilustrasi sederhana berdasarkan dari setiap bagian cerita Awanama.

Cerita ini kembali terkenal karena fitur pengingat kenangan dari Facebook. Tepat pada tanggal 6 Juni 2018 cerita ini kembali tersebar di berbagai media sosial. Alur cerita yang senang, sedih, dan cukup sulit ditebak, sukses memainkan emosi para pembaca. Tidak sedikit penggemar dari cerita Romansa dan Difabel ini sehingga cerita ini pun mendapatkan beberapa karya penggemar. Banyak juga penggemar cerita ini yang berharap supaya cerita ini memiliki bagian cerita lanjutan atau dibuatkan komik khusus.

Gaya Penulisan yang Sederhana

Gaya penulisan Awanama menggunakan sudut pandang orang pertama dari pemeran utama dan bahasa yang sangat sederhana, hal ini membuat para pembaca lebih mudah untuk memahami posisi dan kondisi tokoh, serta alur cerita yang berlalu.

Awanama menggunakan gaya greentext yang khas dari imageboard sehingga cerita ini menyampaikan poin-poinnya dengan sangat jelas.

Adaptasi Tren yang Familiar

Kisah “Cinta Monyet” semasa SMA adalah hal yang sangat biasa untuk kaula muda. Walau keraguan akan perasaan sang tokoh dalam cerita ini menggambarkan dengan sangat jelas gambaran cinta monyet dari Awanama, tapi tetap sikap pengertiannya patut diapresiasi.

Fetish sang awanama, yang tentunya Risa Media pernah bahas. (Karya: Cerpelai)

Selain itu, cerita ini juga membawa beberapa tren yang cukup familiar untuk saat ini, misal disebutkan fetish sang tokoh utama di dalam cerita tersebut.

Sayangnya penulis cerita ini menutup identitas dirinya dan menyebut dirinya sebagai Awanama, sehingga menyulitkan para penggemar untuk mengetahui siapa penulis dari cerita yang sangat emosional ini. Positifnya, para penggemar murni mengagumi cerita ini berdasarkan alur kisahnya yang sangat berkesan, bukan berdasarkan latar belakang dari sang penulisnya.

Tulisan ini adalah opini pribadi dari penulis, tidak mencerminkan pandangan umum Risa Media. Penulisan oleh Aisyah Muza.