Isekai, mungkin itu adalah kata yang sudah tidak asing lagi bagi para penggemar anime. Sebuah kata  yang dapat diartikan secara harfiah sebagai “dunia lain”, merupakan sub-genre yang berasal dari genre fantasi. Sesuai dengan artinya, isekai merupakan sub-genre yang menggunakan latar dunia lain atau dunia pararel.

Biasanya karakter utama akan terlempar ke dunia lain yang berlawanan dengan dunia mereka, dunia pedang dan sihir misalnya. Mereka terlempar ke dunia tersebut biasanya melalui teleportasi atau dengan reinkarnasi.

Isekai memang sedang populer akhir-akhir ini, hal ini dapat dilihat dari banyaknya konten isekai yang diadaptasi menjadi anime pada tahun ini, seperti Death March kara Hajimaru Isekai, Isekai wa Smartphone, Isekai Shokudou,dan Knight & magic.

Kepopuleran isekai pun banyak menuai pro dan kontra. Ada yang menyambut dengan positif adaptasi-adaptasi sub-genre tersebut, tapi ada juga yang sudah merasa muak dengan hal itu. Bahkan sampai ada yang menganggap bahwa isekai itu sampah. Hal itu mungkin disebabkan karena cerita-cerita tersebut hampir selalu menggunakan konsep yang sama.

Oleh karena itu, penulis akan membahas hal apa yang membuat isekai menarik hingga mendapatkan popularitas, juga sisi lain isekai yang kurang disukai.

Isekai Bukanlah Hal Baru

Isekai memang konsep yang popular belakangan ini. Namun, konsep isekai sendiri bukanlah hal yang baru. Jika kita lihat kembali pada awal tahun 2000-an, anime seperti Inuyasha dan Digimon bisa dibilang sudah menggunakan konsep isekai dimana karakternya terlempar ke dunia lain yang berbeda dari dunia mereka.

Jika lihat lebih jauh lagi, pada tahun 90-an, konsep isekai sudah digunakan. Contohnya pada serial Fushigi Yugi yang berjalan dari tahun 1992 sampai 1996, di mana serial tersebut menceritakan seorang heroine yang terlempar ke dalam sebuah buku yang berlatar pada negeri Tiongkok kuno.

Setelah itu pun beberapa anime dengan konsep isekai terus bermunculan dari waktu ke waktu seperti hack//Sign, Idaten Jump, Zero no Tsukaima, dan berbagai macam anime isekai populer beberapa tahun ini yaitu, yaitu Sword Art Online, Konosuba, Re:Zero, Overlord. Jadi isekai sebenarnya bukanlah konsep baru, melainkan sebuah konsep yang kembali populer.

Lalu, kenapa anime dengan konsep isekai mulai bermunculan kembali belakangan ini? Jawaban simpelnya mungkin karena permintaan pasar. Namun, dapat dikatakan bahwa maraknya anime isekai belakangan ini disebabkan oleh maraknya novel ringan yang menggunakan konsep isekai tersebut.

Saking maraknya penggunaan isekai pada novel ringan, penerbit Kodansha pernah melarang penggunaan isekai pada lomba penulisan novel mereka. Novel-novel ringan berkonsep isekai tersebut pun akhirnya mendapatkan adaptasi anime sehingga membuat anime isekai mulai bermunculan belakangan ini.

Kenapa Harus Menggunakan Isekai?

Mungkin kalian pernah berpikir, kenapa harus menggunakan isekai? Bukankah bisa saja langsung membuat cerita yang berlatar pada dunia fantasi tanpa menggunakan konsep isekai?Memang hal tersebut dapat dilakukan, tapi ada beberapa ada beberapa faktor yang menyebabkan mereka menggunakan isekai.

Menggunakan konsep isekai dapat membuat world-bulding pada ceritanya menjadi lebih mudah dan menarik. Jika menggunakan genre fantasi secara murni maka pengarang harus benar-benar membuat dunia fantasi dari awal, dan tentu saja segala macam hukum fisika yang ada pada dunia tersebut harus dijelaskan untuk memperlihatkan seberapa berbeda dunia tersebut dengan dunia nyata yang kita tempati.

Dengan menggunakan isekai, penulis dapat mempertemukan dua budaya yang berbeda, yaitu budaya dunia fantasi dan budaya modern yang dibawa karakter utama. Salah satu ciri khas dari isekai adalah bagaimana karakter yang terlempar ke dunia fantasi tersebut beradaptasi. Jadi perkembangan dan bagaimana cara dunia itu bekerja akan dijelaskan bersamaan dengan bergeraknya alur cerita melalui sudut pandang orang modern, sehingga membuat kita sebagai penikmat dapat merasakannya juga melalui pengalaman yang dialami karakter utama.

Biasanya pada cerita isekai, karakter utama akan dipertemukan dengan budaya dan gaya hidup yang berbeda dengan dunianya. Nah, interaksi antar karakter tersebut yang membuatnya menjadi menarik. Interaksi karakter tersebut bisa menjadi komedi dengan segala kesalahpahaman budaya yang terjadi atau bisa menjadi tragedi karena berbahaya dan kerasnya dunia itu, hal tersebut tergantung oleh konsep dunia yang dibuat pengarangnya. Karakter yang terlempar tersebut biasanya juga menerapkan pengetahuan mereka dari dunia modern ke dunia tersebut sehingga menimbulkan reaksi yang menarik dari orang-orang yang ada di dunia tersebut.

Unsur Wish Fulfillment Dalam Isekai

Inilah hal yang membuat isekai mendapatkan popularitas dan juga tanggapan negatif. Unsur yang biasa selalu terlihat dalam isekai adalah wish fulfillment.

Wish fulfilment atau yang bisa dibilang pemenuhan keinginan adalah pembuatan cerita untuk memuaskan hasrat yang terpendam, dan hal tersebut merupakan sesuatu yang melekat pada isekai. Bagaimana tidak, biasanya karakter utama pada isekai merupakan seorang gamer, pengangguran, pecundang, atau orang yang biasa saja.

Persamaan dari mereka semua adalah mereka merupakan orang-orang yang kurang berkontribusi kepada masyarakat atau bahkan tidak sama sekali. Namun, setelah terlempar ke isekai mereka menjadi orang yang penting dan spesial. Perbedaan yang signifikan tersebut bisa dibilang menggambarkan keinginan terpendam orang-orang yang memiliki karakteristik seperti itu di dunia nyata, di mana mereka ingin menjadi pusat perhatian dan bisa berkontribusi kepada dunia.

Kesuksesan mereka di dunia lain biasanya karena sesuatu yang disebut cheat ability. Sebelum terlempar atau tereinkarnasi, rata-rata karakter utama akan mendapatkan kekuatan khusus yang akan membuat mereka mendapatkan keuntungan lebih saat ada di dunia lain tersebut. Contohnya seperti pada serial Isekai wa Smartphone, di mana karakter utamanya merupakan orang biasa. Setelah mendapatkan kekuatan spesial, yaitu kekuatan sihir yang melebihi rata-rata dan seperangkat telepon pintar yang bisa ia bawa ke dalam dunia fantasi, hal tersebut membuatnya memiliki kelebihan dari penghuni asli dunia itu sehingga membuat perjalanannya menjadi mudah (seperti menyelamatkan beberapa gadis, menjadikan gadis itu haremnya, dan menjadi perhatian penduduk kota sampai orang-orang penting pada negeri itu).

Contoh lainnya bisa dilihat pada serial Death March kara Hajimaru Isekai yang berlatar dunia gim RPG, dimana karakter utamanya bisa mendapatkan dan menaikkan segala macam kemampuan dengan mudah. Hal tersebut juga bisa dikatakan sebagai wish fulfillment, dilihat dari bagaimana lancarnya perjalanan mereka di dunia tersebut.

Selain menggunakan cheat ability, unsur wish fulfillment bisa dilakukan dengan membuat dunia yang mereka datangi menjadi dunia yang sangat sesuai dengan mereka. Seperti pada No Game No Life, di mana karakter utamanya merupakan gamer genius dan dunia yang mereka datangi merupakan dunia yang menyelesaikan segala sesuatu dengan permainan sehingga membuatnya menjadi sangat cocok bagi mereka.

Unsur wish fulfillment ini dapat dikatakan sesuatu yang menarik minat orang-orang yang mencari pelarian dari kenyataan atau kegiatan-kegiatan sehari-hari yang memuakkan. Hal itu dilakukan dengan cara mengaitkan diri mereka dengan karakter utama isekai tersebut, apalagi orang-orang yang memiliki persamaan karakteristik dengan karakter-karakter itu.

Di sisi lain, penggunaan wish fulfillment yang terlalu berlebihan juga tidak baik,  membuat beberapa orang merasa jijik dengan hal tersebut dan akhirnya memandang negatif isekai itu sendiri. Perlu diingat juga bahwa tidak semua isekai menggunakan unsur ini secara berlebihan. Hal itu akan dijelaskan lebih lanjut di bawah ini.

Menggunakan Konsep yang Sama dengan Eksekusi yang Berbeda

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa cerita isekai memang banyak yang memiliki kesamaan. Meskipun begitu, tentu saja setiap pengarang harus dapat menciptakan keunikan pada cerita mereka.

Contoh mudahnya adalah salah satu anime isekai terkenal Re:Zero yang menggabungkan konsep isekai dengan time loop. Karakter utama yang berharap dapat hidup dengan indah di dunia lain malah mendapatkan kekuatan seperti save point di mana ia dapat kembali ke waktu tertentu setelah ia mati. Ditambah dengan dunia tersebut ternyata lebih kejam dari yang ia bayangkan membuatnya mati berkali-kali dan terus mengulang beberapa kejadian yang bisa dibilang menyakitkan.

Contoh lainnya bisa terlihat pada Konosuba yang dapat dikatakan memparodikan sub-genre isekai itu sendiri. Konosuba memang mengikuti konsep isekai yang umum, dimulai dari terlempar ke dunia lain, mendapatkan “cheat ability” dan gadis-gadis cantik sebagai kawannya. Sayangnya, karakter utamanya terlempar karena meninggal dengan cara konyol, membawa dewi bodoh sebagai cheat ability nya, dan mendapatkan gadis-gadis cantik dengan sifat yang terbilang aneh sebagai kawannya. Hal umum tersebut dipelintir sedemikian rupa sehingga membuat keunikan tersendiri pada seri tersebut.

Hal lainnya yang biasa dilakukan pengarang isekai untuk membuat serialnya berbeda adalah dengan cara membuat karakter utamanya bereinkarnasi menjadi makhluk atau benda lain. Ada yang bereinkarnasi menjadi hewan seperti pada Kumo Desu ga, Nani ka? yang karakter utamanya berubah menjadi laba-laba, ada yang menjadi monster seperti pada Tensei Shitara Slime Datta Ken yang karakter utamanya menjadi slime, atau menjadi benda mati seperti pedang pada Tensei Shitara Ken Deshita, dan yang paling aneh menurut penulis adalah karakter utama yang bereinkarnasi menjadi mesin penjual otomatis pada seri I Reincarnated Into a Vending Machine.

Di sini karakter utamanya bukan hanya harus beradaptasi dengan budaya fantasi yang ada, melainkan mereka juga harus beradaptasi dengan tubuh baru mereka sehingga menimbulkan interaksi yang cukup menarik. Selain itu, pengarang juga bisa membalikkan keadaan dengan membuat orang yang tinggal di dunia fantasi mendatangi dunia modern seperti pada Isekai Shokudou yang mempertemukan makhluk fantasi dengan makanan modern.

Cerita dengan konsep yang sama juga bukan berarti memiliki kekurangan yang sama juga. Semuanya masih tergantung bagaimana sang pengarang menyusun dan menyampaikan cerita tersebut. Dari sekian banyak novel ringan dan anime isekai, kita tidak bisa langsung memberi label semuanya sebagai sesuatu yang buruk. Jika Anda mau menggali lebih dalam, pasti akan mendapatkan cerita isekai yang cocok dengan selera Anda.

Tulisan ini adalah opini pribadi dari penulis, tidak mencerminkan pandangan umum Risa Media. Penulisan oleh Aji Kurniawan Saputra.