Sesuai dengan judul artikelnya, kali ini saya ingin berbagi pengalaman mengapa saya membelot ke Apple dan tak akan kembali kepada Android. Iya, membelot.

Perangkat dari Apple terakhir yang pernah saya miliki adalah iPhone 3GS dan iPad 2 yang sudah lama saya jual. Sejak saat itu, saya hampir selalu menggunakan Sony Xperia secara eksklusif.

Bulan Juli 2019, akhirnya saya membeli iPhone 8 Plus. Pada awalnya, iPhone ini merupakan secondary phone untuk kerja. Lambat laun, iPhone ini berubah menjadi primary phone yang tidak tergantikan bagi saya.

Kenapa saya akhirnya membelot ke Apple? Mengapa smartphone yang jelas memiliki spesifikasi di bawah mayoritas smartphone Android ini bisa merebut posisi Xperia di hati saya?

Apple Arcade

Apple Arcade adalah layanan berbayar bulanan milik Apple untuk memainkan berbagai macam gim yang terbebas dari iklan maupun microtransactions. Ini merupakan salah satu terobosan terbesar dan terbaik yang pernah Apple berikan.

Beberapa gim yang rilis di Apple Arcade juga ada di PS4 dan Nintendo Switch. Ini berarti Apple menjadikan beberapa perangkat miliknya (iPhone, iPad, Mac, Apple TV) sebagai salah satu alternatif konsol rumahan yang memiliki koleksi cukup serius dibanding “konsol Android” sebelumnya.

Tentunya, banyak juga gim untuk para wibu. Beberapa developer seperti Square Enix, Konami, Capcom, dan lain-lain sudah turut meramaikan Apple Arcade dengan berbagai gim mereka.

ADA SHANTAEEEEEEEEEE!!!!!!!!

Apple Music & iTunes Match

 

Apple Music memang terbilang cukup baru dibandingkan layanan streaming musik sejuta umat (baca: Spotify). Namun, menurut saya Apple Music memberikan pengalaman browsing yang lebih baik dibanding Spotify.

Mulai dari lagu Jepang dari berbagai band indie yang tidak ada di layanan musik lain (kecuali [mungkin] Rekochoku dan LINE Music JP), Beats 1 Radio, dan ahem dukungan lirik (apa kabar Spotify?) menjadikan Apple Music pilihan yang lebih baik.

Ada satu fitur yang menarik ketika kita berlangganan Apple Music, yaitu iTunes Match.

Jujur saja, berapa kali kita coba cari lagu spesifik – mungkin anisongeurobeat, atau lagu lama dari Masayuki Suzuki – dan ternyata terkunci dibalik copyright protection yang menjadikan lagu itu tidak bisa didengar di wilayah lain? Pastinya cukup sering.

Dengan iTunes Match, kalian bisa menaruh data rip dari CD atau mungkin MP3 yang kalian beli sebelumnya di iTunes PC atau Mac, dan dengan mudah bisa kalian dengarkan melalui Apple Music. Ya, library pribadi lagu-lagu yang kalian suka!

App Store & Apple ID

Menurut saya App Store sangat jauh lebih menarik dibandingkan Play Store. Mengapa demikian? Karena di App Store terdapat tab bernama Today, di mana tab ini memiliki banyak artikel singkat mengenai alasan para editor di Apple suka dengan aplikasi atau gim yang mereka gunakan.

Artikel singkat tersebut sangat berguna bagi saya untuk memutuskan meng-install sebuah aplikasi yang saya inginkan. Saya pernah melihat artikel tentang gim Apple Arcade berjudul Where Card Falls. Setelah membaca artikel singkat tentang gim tersebut, tanpa pikir panjang saya segera mengunduh gim tersebut. Hasilnya? Ternyata sangat bagus.

Pasti kita pernah mencoba untuk mengunduh aplikasi yang kita inginkan, tetapi terhalang karena aplikasi tersebut hanya rilis di beberapa negara saja.

Dengan sistem Apple yang memungkinkan penggunanya untuk mengganti ID dengan mudah, kita bisa secara mudah log out dan log in ke akun region lain yang kita punya tanpa aturan konyol seperti “tidak boleh ada jejak transaksi sebelumnya untuk ganti region” maupun sebagainya.

Oh, iya. Tentu saja aplikasi di region Jepang penuh dengan hal-hal menarik untuk para wibu.

Aksesoris. Banyak aksesoris.

Sudah jadi rahasia umum bahwa iPhone adalah smartphone dengan pengguna terbanyak di Jepang, maka dari itu banyak perusahaan penghasil aksesoris sana yang lebih mendahulukan aksesoris untuk iPhone dibandingkan dengan smartphone lainnya.

Lantas, apa maksud dari semua itu? Jawabannya adalah: banyak sekali case iPhone dan pernak-pernik berbau anime lainnya yang resmi dan diproduksi hanya untuk iPhone.

Apalah artinya apabila uang sudah cukup dan kartu kredit sudah di tangan, kita buka AmiAmi untuk cari case handphone (anggaplah Samsung S10) dan ternyata case-nya hanya tersedia untuk iPhone 7/8.

Oke, Apple.

Lain-lain

Alasan kelima akan berisi hal-hal yang cukup membosankan, yaitu seperti OS yang ringan, kemudahan pembayaran transportasi umum (di Jepang) dengan Suica built-in di layanan Apple Pay, kamera video terbaik dibandingkan smartphone lain, dan sebagainya.

Memang benar produk Apple itu bisa menguras kantong (tak jarang harus membolongi kantong), tetapi performa yang diberikan oleh iPhone memang sangat jauh berada di atas Android. Bukan hanya karena spesifikasi yang ada di dalamnya, tapi juga di sistem operasi yang berjalan di atasnya.

Plus, kamu punya barang Apple, itu seperti magnet untuk menarik pasangan secara instan.

Sungguh, iOS adalah OS smartphone terbaik saat ini. Saya telah membelot dan tidak akan kembali ke Android.

Jadi, apakah kalian akan bergabung ke dalam Apple Ecosystem? Bagi kamu pengguna Android, ojo nesu dan ada baiknya untuk mencicipi produk Apple kalau memungkinkan.