Hitori Bocchi adalah seorang anak yang polos dan kesulitan mendapatkan teman baru. Sifat polosnya ini menjadi keunikan tersendiri dalam membentuk karakter Bocchi, menggugah perasaan penonton untuk senantiasa melindunginya. Meskipun demikian, ada pula mereka yang menggerakan propaganda untuk memukul Bocchi. Ya, sebagian warganet memang benar-benar melakukan bullying pada karakter fiksi.
Kasus bullying pada karakter fiksi ini bukanlah yang pertama kali. Baru beberapa waktu lalu, muncul gerakan untuk membuat karya hentai dari Komi-san, untuk melawan persepsi karakter Komi-san yang tanpa cela. Karakter Yuriko Nanao dari serial iDOLM@STER juga kerap dikaitkan dengan hewan kelabang, mengacu pada sebuah karya hentai yang menampilkan Yuriko dan kelabang. Begitu pula dengan Rem (Re:Zero) si “babu rumah tangga”, dan beberapa contoh lainnya yang terlalu panjang untuk disebut.
Penyebab Karakter Fiksi Dicaci
Ada banyak sebab sebuah karakter fiksi dibully. Namun, penulis hanya menyebutkan empat alasan yang paling umum mengapa kasus ini bisa terjadi.
Alasan pertama, sifat karakter itu sendiri. Biasanya, sosok ini melakukan perbuatan yang tidak terpuji dalam cerita di anime/manganya. Jika Anda mengikuti serial anime Tate no Yuusha, tentu Anda mengetahui tindakan tidak terpuji Malty Melromarc terhadap Naofumi, dan reaksi gembira para penonton saat sang putri dipermalukan di tiang pancung. Contoh lainnya adalah Naoka Ueno, yang menindas si tunarungu Nishimiya Shouko. Julukan “bitch” biasanya disematkan untuk karakter fiksi wanita yang menyebalkan dalam anime.
Dua, penonton iri dengan karakter tersebut. Tampang biasa saja, payah dalam segala hal, tapi bisa memikat hati banyak wanita. “Seharusnya saya yang lebih dari dia kok nasibnya gak sebaik dia”, keluh penonton yang iri. Jika alasan pertama umum dalam karakter wanita, contoh kedua didominasi oleh karakter pria. Karakter yang sudah pasti masuk dalam kategori ini adalah Kirito dari Sword Art Online. Tidak perlu banyak penjelasan, yang pasti karakter ini begitu dicaci hingga menjadi julukan untuk wibu dengan selera rendahan.
Alasan ketiga dan yang paling umum, melawan fans garis keras. Biasanya, karakter yang dibully ini memiliki penggemar garis keras yang siap melawan orang-orang yang hendak menistakan karakter favoritnya. Penggemar garis keras Komi-san mencegah warganet membuat karya hentai Komi-san. Penggemar garis keras Bocchi berusaha menjaga Bocchi agar tidak sedih. Terkadang, perilaku fans garis keras ini terlalu berlebihan dalam melindungi karakter favoritnya, dan salah satu cara untuk melawan mereka adalah menyerang karakter fiksinya. Salah satu caranya adalah membuat meme di media sosial, agar fans garis keras ini naik pitam.
Alasan terakhir? Tidak ada alasan jelas. Karakter tersebut memang memiliki bagian tertentu yang bisa dijadikan bahan tertawaan oleh warganet. Tidak ada balas dendam, tidak ada rasa iri, hanya iseng saja.
“Salahkah Dibully? Kan Cuma Karakter Fiksi”
Pertanyaan yang selanjutnya terbesit di pikiran Anda, apakah sebuah karakter fiksi tidak apa dibully? Toh hanya karakter fiksi, tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata. Jawaban singkatnya, bisa iya dan bisa tidak. Jawaban panjangnya, sangat panjang dan rumit.
Sebelum Anda mengiyakan alasan di atas, Anda harus mengetahui bahwa ada beberapa karakter fiksi yang erat kaitannya dengan dunia nyata. Nishimiya Shouko hadir mewakilkan para tunarungu. Sayori dari Doki Doki Literature Club erat kaitannya dengan depresi dan niat bunuh diri. Melakukan bullying pada dua karakter di atas sama saja dengan merendahkan suatu golongan yang diwakilkan karakter tersebut.
Keterkaitan karakter anime dengan dunia nyata ini tidak selalu datang dari karakter itu sendiri. Ada pula beberapa oknum wibu yang tidak bisa membedakan dunia nyata dan dunia anime. Salah satu contohnya adalah cosplayer yang diteriaki “pelakor”, hanya karena karakter yang ia kenakan memang seperti itu di cerita animenya. Masih ingat dengan lelucon “menculik loli”? Ternyata ada yang benar-benar menculik loli ke dalam karung! Inilah jadinya kalau inside joke yang merendahkan suatu karakter terbawa ke kehidupan sehari-hari.
Masih soal bullying karakter fiksi, ada pengecualian untuk karakter fiksi yang memang layak dibenci dari wataknya. Itu hal yang wajar, tanda Anda memang benar-benar memahami dan terbawa emosi oleh ceritanya. Selama tidak terbawa ke dunia nyata saja.
Jangan Berlebihan!
Selebihnya, tindakan bullying pada karakter fiksi bukanlah sesuatu yang salah secara etis. Tidak ada gologan tertentu yang terwakilkan, yang ada hanyalah fans garis keras yang marah-marah saat junjungannya dihina. Pemujaan berlebihan memang tidak sehat, namun kebencian berlebihan jugalah tidak sehat. Banyak warganet yang tidak mengikuti jalan cerita anime tersebut, tetapi lelah dengan semua hujatan ini dan meminta agar warganet menghentikan serangan terhadap karakter tersebut.
Satu hal yang paling penting, tindak bullying berlebihan pada karakter fiksi adalah seusatu yang tidak ada gunanya. Anda hanya akan terlihat bodoh dan norak di mata warganet lain. Daripada terus menghujat, lebih baik kita meminta maaf pada orang lain yang terganggu dengan cacian Anda. Terlebih saat ini masih hangat suasana Idulfitri.
Tulisan ini adalah opini pribadi dari penulis, tidak mencerminkan pandangan umum Risa Media. Penulisan oleh Excel Coananda.