Indonesia dan Malaysia, dua saudara serumpun yang terpisah karena penjajahan. Pernahkah terpikir kalau kedua negara ini (dan negara-negara sekitarnya) turut bergabung jadi satu negara besar?

Ya, para tokoh bangsa, baik dari Indonesia maupun Malaysia, udah mikirin konsep ini jauh2 hari. Konsep ini dinamakan Indonesia Raya (atau Melayu Raya), sebuah negara yang mencakup seluruh Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan Timor Leste. Saking ambisius konsep ini, sampai-sampai mereka mematrikannya di lagu kebangsaan kita tercinta, yang juga bernama Indonesia Raya. Apa mau dikata, konsep ini layu sebelum berkembang, dan hilang sepenuhnya setelah Konfrontasi tahun 1963.

Tapi.. Coba bayangkan ini. Gak ada hujan gak ada angin, hari ini juga, kelima negara tadi sepakat untuk bersatu, di bawah payung Indonesia Raya. Seperti apakah negara yang baru dan besar ini? Bagaimana komposisi dan ekonomi penduduknya. Mari kita bahas sama-sama!

Bertambah Luas Pastinya

Ketika lima negara ini bersatu, otomatis Indonesia bakal dapat banyak tambahan wilayah, terutama di bagian utara. Indonesia Raya akan memiliki luas wilayah 2.255.779 km persegi, 18% lebih luas dari saat ini, sekaligus menempatkannya di posisi 12 dunia, melampaui Arab Saudi tapi masih di bawah Republik Demokratik Kongo. Titik paling utara Indonesia akan bergeser dari Pulau We (Aceh), ke Pulau Guhuan Utara (Sabah, Malaysia), sedangkan titik barat, timur, dan selatan tetap sama.

Makin Rame, Makin Berbhinneka

Indonesia saat ini udah punya 258 juta penduduk, menempatkannya di posisi keempat, di bawah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat. Dengan bergabungnya empat negara tadi, penduduk Indonesia Raya bakal bertambah 15% menjadi 296.755.000 jiwa! Yang.. Membuatnya tetap bertahan di posisi keempat karena masih kalah jumlah ama Amerika Serikat. Secara teori, 131,5 orang dapat masuk dengan “nyaman” di petak 1 km2 bumi Indonesia Raya.

Hasil gambar untuk suku di indonesia

Uniknya, tambahan 15% penduduk ini membuat komposisi penduduk Indonesia Raya menjadi semakin beragam. Etnis Jawa dan Sunda tetap bertahan di posisi pertama (37,2%) dan kedua (13,44%). Etnis Melayu berada di posisi ketiga (8,08%), disusul dengan etnis Tionghua (4,06%). Etnis Tionghua memiliki jumlah signifikan di wilayah kota besar Malaysia, dan tentu saja, Singapura. Sisanya diisi oleh berbagai etnis dengan beragam keunikannya. Sebut saja Batak, Minang, Betawi, Bugis, Madura, dan masih banyak lainnya.

Gimana dengan agama? Gak banyak berubah, sih. Islam tetap jadi yang paling dominan, sebesar 82,73%. Kristen (baik Protestan maupun Katolik) juga tetap akan berada di posisi kedua dengan perolehan 9,74%. Penganut agama Hindu mencapai persentase 4,12%, dan Buddha 3,15%. Sisanya menganut agama lainnya, seperti Konghucu dan kepercayaan leluhur.

Ekonomi Makin Kuat?

Indonesia dan Malaysia, dengan segala sumber daya yang ada, memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan. Hasil bumi Brunei membuatnya bergelimang emas. Timor Leste? Ya masih belum seberapa sih, tapi sekarang juga udah mulai berkembang, kok. Singapura mah gausah ditanya lagi ya, ehe.

Dari semua hitungan kasar ini, pendapatan kotor (GDP) Indonesia Raya melonjak menjadi $1.553.302.000.000 (1,5 triliun USD buat Anda yang males baca), naik jadi posisi 10 dunia, di atas Kanada dan di bawah Brazil. Bicara soal pendapatan per kapita, nilai ini pun anjlok ke posisi 77 menjadi $15.943, sedikit melewati Tiongkok tapi kalah tipis dengan rata2 dunia, $16.318. Hal ini masih bisa dimaklumi mengingat jumlah penduduknya yang terlampau banyak.

Hal yang Gak Penting tapi Penting

Indonesia dan Malaysia memiliki sistem pemerintahan yang jauh berbeda. Satu republik presidensial, satunya lagi monarki parlementer. Brunei Darussalam adalah satu dari sedikit monarki absolut yang masih tersisa di dunia ini. Singapura dan Timor Leste pun tak jauh beda dengan Indonesia.

Jika kelima negara ini digabung, Indonesia Raya akan memiliki 53 daerah setingkat provinsi. Ada 43 provinsi, 3 daerah istimewa (Aceh, Yogyakarta, Brunei), dan 7 daerah khusus (Jakarta, Palangkaraya, Kuala Lumpur, Penang, Melaka, Labuan, Singapura). Semua negara bagian Malaysia dijadikan provinsi, dengan Raja hanya sebagai figuran (sekarang juga gitu sih). Timor Leste kembali menjadi provinsi, dengan nama ciamik Timor Timur. Brunei bertransformasi menjadi daerah istimewa, dengan Sultan Hassanal Bolkiah sebagai gubernur (sama seperti Yogyakarta) dan hukum yang digunakan adalah syariat Islam (sama seperti Aceh). Wilayah Persekutuan akan dipecah menjadi daerah khusus, dengan sistem pemerintahan yang kurang lebih sama seperti DKI Jakarta sekarang. Singapura juga akan menjadi daerah khusus.

Last but not least, Palangkaraya bakal misah dari Provinsi Kalimantan Tengah dan jadi daerah khusus, karena ibukota Indonesia Raya akan ditempatkan di kota ini.

Terlepas dari kemelut politik yang ada, seperti inilah bayangannya ketika Indonesia, Malaysia, dan negara-negara sekitar melupakan masa lalunya yang pedih dan memulai kembali sebagai satu bangsa yang besar. Bukankah indah dunia ini jika tidak ada perpecahan?