Kami kembali mengunjungi event yang paling wajib datang di tanah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Simak Perjalanan kami di Mangafest 2019!
Mangafest, event tahunan yang selalu ditunggu oleh penggemar kultur jejepangan di Jawa Tengah dan Yogyakarta akhirnya kembali lagi. Event yang menurut Larissa Rochefort mempunyai potensi mampu menyaingi AFAÂ ini dikelola oleh Himpunan Mahasiswa Sastra Jepang (Himaje) Universitas Gadjah Mada (UGM).
Acara Mangafest kali ini sudah berusia sembilan Tahun. Sampai sekarang, Mangafest masih memegang teguh prinsipnya yaitu menjadi panggung doujin/komik/karya lain buatan sendiri yang berasal dari dalam negeri. Event ini otomatis menjadi medan perang para kreator karya lokal yang tak hanya dari Yogyakarta dan Jawa Tengah, namun juga dari kota lain seperti Jakarta, Bandung, Semarang, dan lain lain.
Kami kira wajar sekali panitia kaget. Mangafest dari dulu dianggap sebagai event terbesar di Jawa Tengah-Yogyakarta, dan ada anggapan jika anda penggemar jejepangan yang berada di wilayah tersebut, belum lengkap rasanya kalau belum mengunjungi Mangafest. Hal ini menyebabkan banyak sekali orang rela jauh-jauh datang hanya untuk mengunjungi Mangafest.
Penulis datang pada hari Minggu saja, dan ternyata itu adalah waktu yang sangat salah. Saat penulis datang, antrian sudah mengular dari ujung sampai ujung gedung, dan waktu baru menunjukkan pukul 11:00 WIB, satu jam setelah open gate. Suhu Kota Yogyakarta kala itu sedang dalam puncaknya makin memperpanas suasana antrian.

Comiket Mangafest yang Ramai dan Terjangkau
Saat memasuki area event, pengunjung langsung disuguhkan berbagai karya lomba yang diadakan Mangafest seperti lomba membuat komik dan lomba membuat fanart dari maskot Mangafest, pengunjung juga dapat ikut berpartisipasi untuk memilih karya favorit mereka untuk menentukan siapa yang berhasil mendapatkan juara hasil voting pengunjung.
Para Komunitas Lokal yang Berkumpul dan Berbahagia
Bintang Acara, Larissa Rochefort
Pada Mangafest kali ini, panitia mengangkat tema Culturenation, tema yang diangkat dari keprihatinan terhadap budaya asli Indonesia yang perlahan mulai dilupakan sehingga panitia ingin mengajak para penikmat kultur Jejepangan jangan sampai melupakan budaya asli Indonesia dengan menyelipkan berbagai budaya khas Indonesia pada Mangafest tahun ini.
Saat berjalannya event, penulis menemui banyak sekali teman yang pernah satu hobi namun sudah lama tidak bertemu dan tiba-tiba muncul di Mangafest. beberapa orang yang mengaku pensiun dari dunia jejepangan pun terlihat datang. Banyak teman yang mengaku hanya Mangafest adalah event yang paling menarik perhatian mereka, sehingga banyak reuni singkat terjadi disini.
Liputan dan Penulisan oleh Aditya Putera Tanriawan
Risa Media Divisi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta
Risa Media Divisi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta