Awas karyamu dicuri!
Sebagai seorang seniman, khususnya seniman gambar, tentu Anda ingin orang lain melihat dan mengapresiasi karya Anda. Sayangnya, dari sekian banyak mata memandang, tentu ada pula segelintir orang yang iri dengan kesuksesan Anda, berniat untuk mencuri hasil jerih payah Anda untuk diakui sebagai buatannya, atau menjual karya tersebut tanpa seizin Anda. Batin pasti pedih, namun hampir tidak ada lagi yang bisa diperbuat jika hal itu terlanjur terjadi.
Agar hal tersebut tidak terulang kembali, ada beberapa hal yang bisa Anda perbuat untuk melindungi karya Anda dari tangan-tangan panjang pencuri karya, biasanya terkenal dengan istilah art thief. Seandaikan karya tersebut tetap dicuri, Anda punya alasan kuat untuk membuktikan kalau karya tersebut benar milik Anda.
Buat Karya yang Unik
Dunia ini dipenuhi dengan berbagai gaya gambar, mulai dari realis, semi-realis, anime, kartun, dan lain sebagainya. Tentu ada titik di mana Anda paling nyaman menggambar dengan gaya tersebut. Zona nyaman ini bisa menjadi kekuatan Anda dalam membentuk identitas diri sebagai seorang seniman. Meskipun karya Anda tersebar sampai manapun juga, bahkan jika tanpa sumber sekali pun, orang akan mengingat karya tersebut benar-benar buatan Anda.
Mencari gaya menggambar yang benar-benar Anda bukanlah perkara mudah. Riset dan eksperimen pun patut dilakukan. Jika Anda tidak merasa nyaman dengan satu gaya, carilah gaya lain yang menurut Anda nyaman. Pelajari benar-benar apa yang menjadi kekuatan dari gaya menggambar tersebut, lalu terapkan dengan gaya Anda sendiri. Patut diingat, carilah refernsi gaya menggambar sebanyak-banyaknya, bukan dari satu sumber saja. Mencontoh gaya menggambar orang lain secara utuh juga bukanlah hal yang baik, karena orang akan dengan mudahnya menilai Anda plagiat.
Sejumlah seniman di ranah maya telah berhasil menerapkan cara ini dengan baik. Sebut saja Pandaclip dengan gaya moe ala anime, atau Tahilalats dengan gaya yang sederhana tapi unik. Kedua karya mereka sudah tersebar ke pasar yang sama sekali tidak mereka duga; mancanegara. Komik buatan Tahilalats bahkan juga sudah diterjemahkan (secara tidak resmi) dalam bahasa Inggris, Prancis, dan Spanyol, tetapi warganet tetap mengerti apa yang dimaksud dan tahu siapa yang membuatnya. Sungguh bukti nyata bahwa gambar lebih banyak berbicara daripada kata-kata.
Tandai dengan Watermark
Teruntuk Anda yang sudah lama menjelajahi ranah maya, istilah watermark sudah tidak asing lagi di telinga. Apapun bentuknya, mulai dari logo, tanda tangan, atau teks biasa, watermark hadir untuk melindungi karya Anda tanpa orang lain menyadarinya.
Meskipun begitu, keberadaan watermark terkadang tidak terlalu banyak membantu. Para pencuri karya menyiasati situasi ini dengan memotong gambar, menghapus watermarknya, atau bahkan menimpanya dengan watermarknya sendiri. Di sisi lain, keberadaan watermark yang terlalu besar memang membuatnya lebih aman, tetapi justru berpotensi merusak karya Anda.
Dari segala siasat para pencuri karya untuk melenyapkan watermark tersebut, bukan berarti watermark tersebut tidak ada gunanya. Ada beberapa cara untuk membuat watermark yang efektif mengidentifikasi karya Anda, tetapi tidak merusak estetikanya.
- Jangan letakkan watermark di pinggir. Atas, bawah, kiri, kanan, keempat posisi itu adalah lokasi yang buruk untuk menempatkan watermark, karena melenyapkan tanda tersebut semudah memotong (cropping) gambarnya saja. Penempatan watermark di tengah-tengah gambar lebih disarankan.
- Ukuran watermark jangan terlalu besar, apalagi sampai terlihat sangat jelas di karya Anda. Memang hal ini membuat watermark tersebut sulit dihapus, tetapi juga akan merusak estetika karya Anda.
- Ukuran watermark juga jangan terlalu kecil, karena akan membuat watermark tersebut sulit diidentifikasi.
- Tempatkan watermark di bagian yang sekiranya sulit dihapus, seperti di tempat tersembunyi. Pastikan Anda mengetahui di mana watermark tersebut berada.
Resolusi Rendah Saja
Dalam dunia percetakan, kualitas gambar adalah segalanya. Resolusi gambar, kepadatan piksel, hingga komposisi warna berpengaruh dalam menghasilkan cetakan yang maksimal. Hal inilah yang sering dilewatkan oleh bisnis haram pencuri karya. Cari di Google, klik gambar yang bagus, save, tanpa peduli seberapa kecil resolusi gambar yang dicomot.
Resolusi rendah adalah kunci untuk mencegah karya Anda dicuri. Sisihkan gambar berkualitas tinggi untuk dicetak, entah dalam bentuk stiker, poster, gantungan kunci, atau hal lain. Jika Anda ingin memajang karya Anda di media sosial, gunakan gambar resolusi rendah yang masih enak dipandang warganet, tetapi menyusahkan art thief untuk mencuri karya Anda.
Terlanjur Dicuri?
Gaya menggambar sudah ada, watermark sudah dipasang, resolusi rendah sudah, tapi masih ada saja orang yang mencuri karya saya. Gimana ya solusinya?
Pembajakan memang sudah mendarah daging di kehidupan kita, dan kita tidak bisa melawan kenyataan itu. Meskipun begitu, kita masih bisa menanggulangi hal ini, atau setidaknya orang mengenal karya Anda.
Di kalangan para seniman itu sendiri, reaksi mereka terhadap pembajakan karyanya pun beragam. Ada yang tidak peduli, tetapi ada pula yang mempermasalahkan, terlebih jika hasil curian itu dijadikan barang komersil tanpa seizinnya. Jika Anda memilih untuk mempermasalahkan itu, sertakan tautan gambar Anda beserta waktu penerbitannya, karena kedua hal ini dapat menguatkan klaim Anda atas kepemilikan karya tersebut.
Pencurian karya memanglah hal yang menyakitkan, terlebih jika karya Anda yang dicuri. Terlepas dari itu semua, Anda masih bisa berbangga diri jika pencurian karya terjadi kepada Anda, karena itulah pertanda bahwa ada orang lain yang menyukai karya Anda, meskipun diapresiasi dengan cara yang salah. Manfaatkan itu sebagai pemacu untuk berkarya lebih baik lagi, sembari mencegah agar hal tersebut tidak terjadi lagi.
SemangART!
Tulisan ini adalah opini pribadi dari penulis, tidak mencerminkan pandangan umum Risa Media. Penulisan oleh Excel Coananda.