Yosakoi (foto: Aditya Putera T.)

Hai Hai Riscomrades! Kali ini Risa Media akan menceritakan kunjungan kami ke event Bunkasai UDINUS yang diadakan Himpunan Mahasiswa Program Studi Bahasa Jepang (HIKARI) dari Universitas Dian Nuswantoro Semarang, nih!

Seishun no Sekai Bunkasai UDINUS diadakan pada hari Sabtu dan Minggu, 23-24 Februari 2019 bertempat di Gedung G, Universitas Dian Nuswantoro, Jalan Imam Bonjol no. 207 Kota Semarang, Jawa Tengah.

Penampilan Peserta Lomba Cover Dance dari serial Kyoukai no Kanata (foto: Aditya Putera T.)

Meskipun acara diselenggarakan di tanggalyang kebetulan sama dengan sebuah event besar di Jakarta, antusiasme para penggemar Jejepangan terutama yang berasal dari Semarang dan sekitarnya untuk mengunjungi event Bunkasai UDINUS ini tetap tinggi. Hal itu terbukti dari banyaknya pengunjung yang rela berpanas-panas ria ditengah panasnya udara Kota Semarang dari pagi hingga akhir acara.

Kerumunan Pengunjung (foto: Rizaldy Firstky)

Event ini menghadirkan pengalaman unik perpaduan budaya Jepang dan budaya Jawa. Beberapa tarian khas Jepang dihadirkan, seperti tarian Yosakoi, tarian Senbon Zakura dan tarian Soran Bushi yang konon diilhami dari perjuangan para nelayan dari Hokkaido, Jepang. Selain pertunjukkan tari, ada pula atraksi Rumah Hantu atau Obake yang terletak didalam Gedung G yang semakin memeriahkan suasana layaknya festival (matsuri) di Jepang. Nuansa jejepangan pun semakin terasa ketika Band Hydra yang beraliran Visual Kei tampil dengan membawakan lagu-lagu pop kultur Jepang.

Tarian Soran Bushi (Foto : Rizaldy Firstky)

Sementara itu, unsur budaya Jawa ditunjukkan melalui penampilan seorang penari legendaris dari kota Yogyakarta yaitu Didik Nini Thowok yang memukau pengunjung dengan tarian campuran budaya Jawa-Jepang. Selain beliau, muncul pula band Dejikai yang terkenal dengan lagu Campursarinya. Melalui aksinya, mereka berhasil menggelitik para pendengarnya dengan lirik campuran bahasa Indonesia, Jawa, Jepang dalam lagu-lagu yang mereka bawakan.

Penampilan Luna Gravity (foto: Aditya Putera T.)

 

Salah satu puncak kemeriahan terjadi pada saat penampilan dari Luna Gravity yang membawakan salah satu lagu milik Roselia, sebuah grup band yang berasal dari serial Bang Dream. Sepak terjang Luna Gravity di atas panggung kemudian memicu pengunjung untuk melakukan moshing. 

Lukisan “Tampan dan Berani” terlihat di Udinus (foto: Aditya Putera T.)

Selain penampilan band, tarian, dan berbagai macam atraksi, Bunkasai Udinus juga menggelar berbagai perlombaan menarik seperti lomba makan Ramen dengan sistem Tim, lomba Cosplay, lomba dance cover, lomba Band, dan lain lain. Stand makanan dan pernak pernik jejepangan pun berjajar rapi di sisi lapangan tempat Bunkasai diselenggarakan.

Bunkasai Udinus berhasil memberikan kami sebuah kesan yang cukup kuat. Jika diibaratkan, kami merasa seperti di suatu festival musim panas di Jepang, namun kami juga masih merasa jika kami sebenarnya masih berada di Semarang saat menikmati event ini.

 

Liputan oleh Aditya Putera Tanriawan dan Rizaldy Firstky