Rumors of my demise have been greatly exaggerated.
- Hatsune Miku, 2007 - ?
Selamat ulang tahun ke-15, Hatsune Miku!
Jika tahun sebelumnya saya mendedikasikan tanggal 31 Agustus untuk mengenalkan beberapa VocaPro baru, kali ini adalah tentang masa depan Vocaloid itu sendiri. Dalam artikel tahun lalu saya menyebutkan betapa kosongnya omongan bahwa Vocaloid telah menghilang dan redup. Mengacu pada 'pemain-pemain lama' yang berangsur lama hilang, saya langsung saja menuliskan generasi produser yang baru aktif beberapa tahun untuk mengingatkan bahwa genre ini masih menyala dan dinamis.
Setahun kemudian, beberapa waktu silam, saya melihat video youtube yang melakukan showcase antara 'lagu tertua', 'lagu paling populer', dan 'lagu terbaru' para produser vocaloid lama. Di video itu, lagu paling terkenal Sasakure*UK dicantumkan sebagai Tondemo-Wonderz yang dinyanyikan KAITO bersama dengan grup WxS dari Project Sekai. Sebentar, lagu yang baru rilis beberapa bulan lalu merupakan puncak dari karir Sasakure*UK, melebihi *Hello, Planet, 39, dan serial Doomsday Series? Ternyata benar—views di youtube sudah melebihi 14 juta penonton, jauh berkali-kali lipat dari lagu Sasakure lainnya.
Ditelusuri lebih lanjut, ternyata beberapa lagu vocaloid paling terkenal dua tahun terakhir juga diproduksi untuk ProSeka. Sebut saja Wah Wah World oleh Mitchie-M, Ready Steady oleh Giga, Jackpot Sad Girl dari Syudou, dan Become A Potato dari Neru, untuk menyebutkan beberapa. Lagu dari Neru dan Mitchie-M memiliki popularitas yang sama dengan karya-karya lama mereka, dan Jackpot Sad Girl masih menjadi salah satu lagu vocaloid Syudou yang paling sering diputar.
Jadi kita sudah jauh melampaui masa-masa menganggap Vocaloid sebagai arena yang usang dan ditinggalkan. Pada beberapa waktu terakhir Project Sekai muncul dan mencapai lebih dari lima juta pemain sebelum rilis secara global, ditambah naiknya banyak VTuber yang rajin meng-cover lagu-lagu vocaloid. Cover bahkan dapat ditonton lebih dari video asli, seperti dalam kasus Bocca della verita. Belum lagi, salah satu film anime terbesar yang pernah ada, One Piece RED, memiliki Ado sebagai penyanyi utama—yang memulai karir dari utaite untuk lagu-lagu Vocaloid.
Gelombang fans baru telah berdatangan, yang mungkin tidak mengenal Servant of Evil, The Lost One Weeping, Synchronization, dan Karakuri Burst, namun tahu betul Vampire, Identity, Bug, dan Tondemo-Wonderz. Alih-alih menolak gelombang baru ini dan menutup gerbang atau menjaganya dengan syarat-syarat tidak penting, lebih baik keramaian baru ini dirayakan. Bagaimanapun juga, lagu-lagu vocaloid diciptakan dari dan untuk penggemar—semakin banyak penggemar, semakin baik.
Kabar Kematian Vocaloid Kini Begitu Aneh dan Usang
Sebenarnya, sentimen tentang matinya vocaloid didasarkan pada anggapan bahwa terdapat 'masa lalu' yang lebih ramai dari 'masa kini'. Tapi masa itu tidak pernah ada. Tidak seperti Fate dan Love Live, bagi saya popularitas vocaloid mirip seperti jalan Touhou: tidak terlalu besar secara angka metrik, namun penggemar dan hasil karyanya selalu ada di mana-mana dengan pengaruh yang besar dan mendasar.
Misal, lagu-lagu salah satu penyanyi paling terkenal di Jepang, Kenshi Yonezu, memiliki pengaruh kuat dari karya-karya lamanya seperti Matryoshka dan Eine Kleine. Ia bahkan tidak menghindar dari tema vocaloid yang lebih 'gelap' seperti terlihat di Lynne dan Musunde, Hiraite, Rasetsu o Mukuro.
Sulit juga untuk di masa manapun mencari lagu-lagu vocaloid yang menyentuh dua digit. Selama bertahun-tahun, lagu-lagu yang masuk ke Hall of Legends ini terhitung sedikit, seperti misal Melt dan Senbonzakura. Sejak awal popularitasnya sampai beberapa waktu silam, Vocaloid tetaplah sebuah niche yang diisi penggemar-penggemar yang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan fandom lain, namun dengan dedikasi yang sangat tinggi dan keberlanjutan yang mumpuni.
Apa yang memberikan ilusi 'kematian' vocaloid pada beberapa tahun silam hanyalah nostalgia terhadap pemain-pemain lama ditambah ketidaktahuan terhadap produser vocaloid generasi baru. Padahal, 'kepergian' pemain lama ini justru menunjukkan popularitas vocaloid: Hachi menjadi Kenshi Yonezu, n-buna menjadi Yorushika, Toku-P menjadi bagian dari GARNiDELiA, dan yuyoyuppe menjadi penulis lagu untuk Babymetal, untuk menyebutkan beberapa. Belum lagi masih banyak produser lama yang masih aktif berkarir seperti DECO*27 yang karyanya diketahui fans lama (Ai Kotoba) dan fans baru (Vampire) atau Neru (The Lost One Goukoku, Law-Evading Rock)
Kini, omongan tentang redupnya vocaloid menjadi asing dan aneh di tengah-tengah semakin naiknya popularitas Project Sekai dan naik pamornya sekian banyak lagu vocaloid di kalangan penggemar VTuber, Anime, maupun musik Jepang pada umumnya. Para otaku muda bermunculan menjadi fans vocaloid baru, dan meskipun satu-dua pertengkaran tidak bisa dihindari, fans lama (ada baiknya) mengapresiasi semakin ramainya kancah musik virtual ini.
Vocaloid tidak pernah menghilang. Para produser—Neru, Hitoshizuku-Yama, rerulili, ryo(supercell), DECO*27, Sasakure*UK—telah membantu saya dan banyak sekali anak muda untuk melewati hari-hari yang sulit dan suram belasan tahun yang lalu, tidak pernah berhenti, dan berlanjut ke masa depan yang tidak ditentukan.
Panjang umur untuk segala hal-hal baik di kancah ini, mulai dari lagu-lagunya yang menjadi wadah bagi anak muda menemukan jatidiri atau sarana untuk mengeksplor hal-hal paling tabu dan gelap di dunia yang semakin sulit dipahami ini. Selamat ulang tahun, Hatsune Miku!