Hai hai Riscomrades! Kembali lagi dengan liputan dari kota Malang, Jawa Timur. Kali ini tim Risa Media datang berkunjung ke salah satu Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di kota Malang, yaitu SMKN 4, Malang. Sekolah Menengah Kejuruan yang berlokasi di Jalan Tanimbar no. 22, Malang ini memang sudah dikenal memiliki banyak prestasi. Prestasi yang baru-baru ini didapatkan adalah di bidang Animasi.

Animasi pendek karya murid jurusan animasi yang berjudul Kiwa (The Advanture of Dayu and Ong) berhasil menyabet juara pertama di lomba tingkat ASEAN. Sebuah prestasi yang sangat membanggakan mengingat animasi ini adalah karya dari murid SMK. Pada hari senin tanggal 23 april 2018 yang lalu tim Risa Media berhasil mewawancara Toby Nugroho Wibisono, Salsabilla Aulia Rahma, Khadijah dan guru pembimbing mereka Ibu Siti Cholifa. Mereka adalah animator yang membuat animasi Kiwa (The Advanture of Dayu and Ong). Bagaimana kisah mereka dalam membuat animasi ini? Ayo kita ikuti bersama!

Animasi Karya murid-murid SMKN 4 dapat dilihat di sini

Siapa saja sih yang membuat animasi ini, dan kelas berapa kalian saat ini?

Kami bertiga, Toby Nugroho Wibisono, Salsabilla Aulia Rahma, dan Khadijah, yang membuat animasi ini ada. Kami semua masih kelas 12.

Animasi buatan kalian juara di kompetisi apa? Kalian mendapat Juara ke berapa?

Kami mendapatkan juara pertama di kategori animasi pada kompetisi SEA Creative Camp 2018. Kompetisi ini dilaksanakan secara online yang diikuti oleh murid-murid tingkat SMA-SMK di seluruh Asia Tenggara.

Apa sih cerita dari animasi yang kalian buat?

Cerita dari animasi ini berdasarkan cerita dari pulau Bali tentang ilmu baik (panengen) dan ilmu jahat (pangiwa) tetapi dengan latar waktu sekarang. Jadi animasi ini berkisah tentang petualangan Dayu dan Ong dalam melawan ilmu Jahat yang menyerang Desa mereka.

Kenapa mengambil cerita rakyat Bali tersebut?

Kita ingin membuat animasi yang membawa budaya dari Indonesia dan bagi masyarakat luar negeri lebih mengenal budaya Bali sebagai budaya asli Indonesia. Sehingga budaya Indonesia dapat semakin dikenal oleh masyarakat luar.

Berapa karakter yang ada dan siapa saja yang akan muncul di animasi ini?

Ada 5 karakter yaitu Dayu, Ong, Uwa Bardah, Datu, dan Rangda. Rangda sendiri merupakan perwujudan dari Leak.

Kapan kalian mulai membuat animasi ini dan berapa lama waktu yang kalian butuhkan untuk menyelesaikan animasi ini ?

Kami membuat animasi ini selama 3 minggu dari bulan Maret lalu.

Apakah animasi ini akan dilanjutkan?

Iya, rencana kami melanjutkan seri ini menjadi 13 episode. Per episode nantinya berdurasi antara 1-3 menit

Referensi untuk animasi ini diambil dari mana saja?

Referensi animasi kami diambil dari kisah Barong dan Leak yang berasal dari Pulau Bali.

Apa saja program yang digunakan untuk membuat animasi ini?

Kami hanya menggunakan program Toon Boom Harmony untuk membuat animasi ini

Apakah kalian punya animator favorit? Kalau ada siapa?

Sebenarnya kami memfavoritkan kakak-kakak kelas kami sendiri sih. Tapi kalo dari luar negeri kita semua memfavoritkan Hayao Miyazaki pendiri dari Studio Ghibli. Karena Hayao Miyazaki tetap konsisten dari awal hingga sekarang.

Bagaimana pandangan kalian terhadap perkembangan industri kreatif terutama animasi di Indonesia?

Kami melihat belakangan ini perkembangan industri kreatif di Indonesia sudah sangat pesat, namun di bidang animasi masih belum banyak diapresiasi karena animasi sendiri masih dipandang sebelah mata. Masih banyak orang yang beranggapan animasi hanya tontonan untuk anak-anak, padahal animasi zaman sekarang sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Animasi juga dapat menjadikan tontonan yang mendidik bagi generasi muda Indonesia.

Menurut kalian apakah animasi Indonesia dapat bersaing dengan animasi dari luar negeri contohnya anime dari Jepang atau kartun-kartun Amerika?

Bisa, tetapi kembali lagi pada tingkat apresiasi disini masih dirasa kurang. Sekolah kami pernah melakukan studi banding ke Malaysia dan ternyata disana televisi nasionalnya punya 1 slot khusus untuk animasi karya studio-studio animasi mereka sendiri, tidak peduli bagus atau jelek tetap ditayangkan di televisi. Kami harap di Indonesia bisa seperti itu agar animasi-animasi karya anak negeri bisa bersaing dengan animasi dari luar negeri.

Bagaimana caranya agar masyarakat Indonesia bisa tertarik untuk menonton animasi karya animator lokal?

Menurut kami cara agar menarik minat masyarakat adalah membuat animasi berdasarkan kehidupan sehari-hari masyarakat kita. Contohnya serial Upin Ipin yang becerita tentang kehidupan anak-anak di Malaysia yang mirip-mirip dengan kehidupan sehari-hari di sini dan serial Adit Sopo Jarwo juga tentang kehidupan sehari-hari yang pada akhirnya bisa dinikmati oleh masyarakat kita. Animasi kami, Kiwa juga mengadaptasi kehidupan sehari-hari masyarakat Bali saat ini.

Apakah kedepannya kalian memiliki projek animasi yang lain?

Kedepannya kami ingin melanjutkan serial Kiwa sampai 13 episode. Setelah animasi ini selesai mungkin kami akan membuat animasi-animasi lain.

Setelah kalian lulus ini apakah kalian masih ingin berkecimpung di bidang animasi?

Iya, kami ingin tetap disini untuk terus memajukan animasi di Indonesia. Mungkin beberapa dari kami akan menambah ilmu kami di luar negeri tapi tentu setelah mendapatkan ilmunya kami akan kembali kesini lagi untuk memajukan animasi dalam negeri.

Sekian wawancara tim Risa Media dengan murid-murid berprestasi dari jurusan animasi dari SMKN4, Malang. semoga semakin banyak lagi murid-murid Indonesia yang berprestasi hingga ke kancah Internasional terutama di bidang industri kreatif. Buktikan bahwa industri kreatif bisa menjadikan lapangan pekerjaan yang menjanjikan.

Wawancara oleh Giovanni Yano dan Karsa Septiansyah, penulisan oleh Giovanni Yano