Stasiun Malang, 9 Desember 2017, 08.00 pagi. Kereta api Matarmaja yang bertolak dari Jakarta telah tiba. Rasa penat masih terasa, mengingat lama perjalanan yang mencapai 16 jam. Menempuh jarak sejauh itu tidaklah masalah, karena perjalanan ini bukan perjalanan biasa.

Penulis kemudian diantar ke sebuah kafe anime yang terkenal di Malang, Otsukare Anime Cafe. Tidak jauh dari pusat pendidikan, kafe yang mulai buka pukul 5 sore ini selalu ramai didatangi anak muda pecinta jejepangan. Hari ini,kafe ini akan mengadakan workshop komik bersama Satria-Narumi (komikus Warmer Than Fire) dan Risa Comics.

Otsukare Anime Cafe, Malang

Menjelang pukul 5 sore, satu per satu peserta mulai berdatangan. Acara dimulai dengan seminar dari tiga pembicara, dimulai dari Narumi, penulis cerita Warmer Than Fire, salah satu komik one-shot Ciayo Comics. Komik ini mengisahkan tentang kisah pilu seorang anak dari suku penyihir es yang terlahir dengan kekuatan api, di mana kekuatan api tersebut dianggap sebagai kutukan dan harus dimusnahkan. Komik ini berjenis one-shot, di mana ceritanya lebih singkat dan dapat diselesaikan dalam satu episode. Narumi juga berbagi sejumlah cara untuk menyusun cerita komik dengan benar, dari pembuka sampai penutup.

Sesi selanjutnya dilanjutkan oleh pembicara kedua, Satria Wahyu, illustrator Warmer Than Fire. Satria menjelaskan tentang proses di balik pembuatan komiknya, dari tahap sketsa hingga penyelesaiannya. Selain itu, Satria juga menjelaskan tentang pentingnya orisinalitas dalam sebuah karya.

Narumi, penulis cerita komik one-shot Warmer Than Fire

Datang jauh dari ibukota, komikus dari komik strip Risa Comics juga turut hadir dalam acara ini, membahas pentingnya Intellectual Property, beserta cara mengembangkan dan memasarkannya. Membaca selera pasar dan membuat konten yang tepat sasaran adalah fokus utama untuk memperkenalkan karya ke khalayak ramai.

Setelah sesi seminar selesai, semua peserta dibagikan selembar kertas. Dengan alat tulis yang mereka bawa sendiri, peserta harus membuat komik strip 4-panel yang bertemakan “Kehidupan di Sekolah/Kuliah”, dengan batas waktu 45 menit. Tiga peserta dengan karya terbaik akan mendapatkan voucher diskon dari Otsukare Anime Cafe. Peserta mencurahkan idenya di atas kertas tersebut dengan antusias. Ketiga pembicara juga siap membantu peserta jika mereka membutuhkan saran.

Buku Hai Hai Riscomrades 2 dipajang di etalase kafe.

21.45, seluruh karya telah dikumpulkan dan siap untuk dinilai. Semua peserta, baik yang menang maupun kalah, membawa banyak ilmu berharga. Saatnya untuk istirahat melanjutkan perjalanan seru di Malang esok hari.

Liputan dan penulisan oleh Excel Coananda