Jakarta, 30 Juli 2021. Anda baru saja menyiapkan hati dan jiwa untuk membawa pulang Kamisato Ayaka, karakter Genshin Impact yang sudah lama kau inginkan. Kesempatan membawa pulang karakter ini tak berlangsung lama, jadi Anda bergegas menghabiskan Primogem yang sudah dikumpulkan selama ini.

10 kali pull, 20 kali pull, 30 kali pull. Ayaka belum tampak juga. Sadar Primogem sudah menipis, tapi masih menginginkan Ayaka, Anda mulai menghamburkan sejumlah uang untuk membeli Primogem, dan kemudian lanjut gacha.

Seberapa tidak beruntungnya kalian, paling tidak Anda pasti akan mendapatkan Ayaka setelah 90 kali pull (180 kali kalau salah satu dari 5 karakter perusak pity muncul). Kalaupun sudah tidak kuat lagi membayar, kesempatan Anda untuk mendapatkan karakter limited akan semakin besar di banner selanjutnya.

Lima tahun yang lalu, keberadaan sistem 'belas kasihan' ini hanya sebatas angan-angan. Gacha benar-benar seperti judi; semuanya tergantung seberapa hokinya anda, tanpa ada belas kasihan. Namun, ada sebuah skandal yang mengangkat isu ini, menyadarkan betapa pentingnya meningkatkan perlindungan terhadap konsumen.

Granblue Fantasy dan Gim Gacha Lainnya Sebelum Sistem Pity

Tentu anda sudah tak asing dengan nama Granblue Fantasy (selanjutnya disebut GBF) atau bahkan ikut memainkannya. Gim besutan Cygames ini telah menjadi salah satu gim terlaris di genre-nya, bahkan hingga saat ini.

Sejak rilisnya di tahun 2014, gim ini mengandalkan sistem gacha sebagai sumber pemasukan utamanya. Pemain dapat menghabiskan sejumlah uang untuk melakukan pull terus menerus sampai mendapatkan konten yang diinginkan, alih-alih langsung membelinya. Dengan adanya sistem ini, pemain secara tidak sadar akan terus menerus melakukan pull untuk mencoba seberapa beruntung dirinya hari ini, dan tanpa sadar sudah menghabiskan banyak uang.

Di GBF, mereka menjual karakter sebagai konten gachanya. Karakter paling lemah adalah R, kemudian SR, dan yang terkuat SSR. Sesuai namanya, mendapatkan karakter SSR tentu akan jauh lebih sulit dibanding karakter R dan SR. Tapi, keunggulan dan gengsi yang didapatkan juga jelas lebih tinggi.

Seperti yang sudah dikatakan di awal, gacha GBF di tahun 2015-2016, begitu pula untuk gim gacha lainnya, benar-benar seperti judi. Tidak ada sistem pity yang menjamin Anda untuk mendapatkan konten yang diinginkan setelah sekian kali pull. Jangankan sistem pity, tingkat rate gacha saja kadang tidak diberitahu. Alhasil, Anda benar-benar mengandalkan keberuntungan untuk mendapatkannya. Bisa saja langsung dapat sekali pull, bisa saja ribuan.

Andira dan Perjuangan Mendapatkannya

Akhir 2015, Cygames mempunyai ide brilian. "Gimana kalau kita rilis karakter berdasarkan zodiak Tiongkok untuk awal tahun depan?" Lahirlah Andira, karakter spesial untuk menyambut Tahun Baru Imlek 2016. Karena 2016 adalah tahun kera, karakter Andira mengambil inspirasi dari kera. Karakter berdasarkan Tahun Baru Imlek ini kemudian akan terus berlanjut setiap tahun sampai sekarang, dan selalu menjadi karakter yang sangat kuat di bidangnya.

Andira, karakter GBF untuk tahun kera 2016.

Berhubung karakter ini diperuntukkan untuk perhelatan tertentu, Andira tak akan hadir dalam waktu lama. Pemain bergegas menghamburkan uangnya, berjuang untuk mendapatkan Andira sebelum terlambat. Di bannernya, Andira diketahui memiliki rate 3%, dengan rate-up sebesar 6% di awal kemunculannya. Ingat baik-baik angka ini.

Saat banner Andira muncul, seorang streamer bernama Taste mencoba untuk mendapatkannya. 10 kali pull, 20 kali pull, 30 kali pull. Andira belum tampak juga. Sadar kristal sudah menipis, tapi masih menginginkan Andira, ia mulai menghamburkan sejumlah uang untuk membeli kristal, dan kemudian lanjut gacha. Setelah 2.276 kali pull (setara Rp 87.663.207), ia baru berhasil mendapatkan Andira. 87 juta! Bayangkan apa yang bisa dibeli dengan uang sebanyak ini, dibanding menghamburkan uang di sistem gacha tahun 2016 yang biadab ini.

Bagaimana Respon Cygames?

Kasus ini tidak hanya terjadi pada Taste saja. Banyak pemain lain yang melaporkan hal serupa; ratusan, bahkan ribuan dolar, terbuang percuma untuk karakter yang tak kunjung tiba. Masih ingat jumlah rate-up yang disebutkan di atas? Seseorang melakukan penghitungan dari rate gacha Andira ini. Ternyata, rate sebenarnya tak setinggi yang diiklankan. Bahkan, di banner lain, rate karakter SSR tak sampai 1%.

Penghitungan rate pada banner Andira.

Skandal ini semakin meluas, bahkan sampai masuk ke koran-koran Jepang. Pemain global menyebut skandal ini sebagai Monkeygate. Sadar akan kerusakan reputasi yang ditimbulkan, Cygames menyampaikan permohonan maafnya secara resmi atas insiden ini. Sebagai kompensasi, uang pemain yang melakukan gacha di banner Andira ini akan dikembalikan 100% dalam bentuk kristal game. Jadi, pemain bisa mendapatkan karakter SSR secara gratis untuk beberapa bulan ke depan.

JOGA (Japanese Online Games Association) melakukan investigasi terhadap insiden ini. Meskipun kasusnya diselesaikan tanpa sanksi, CESA (Computer Entertainment Supplier's Association) menyusun sejumlah panduan untuk produsen gim gacha ke depannya, agar tak ada lagi konsumen yang dirugikan. Sejumlah aturan tersebut meliputi rate gacha yang jelas, kebijakan jika mendapatkan konten yang sama, dan tentu saja sistem pity. Panduan lengkapnya dapat dibaca di situs ini.

Gim Gacha Setelah Monkeygate

Setelah insiden ini, Cygames pun berbenah. Selain jumlah rate yang jelas (3% standar dan 6% saat rate-up), GBF kini dilengkapi sistem pity. Dapat atau tidak dapat SSR, setelah 300 pull di banner tersebut (setara Rp 4.336.695), akan langsung dapat memilih hadiah yang mereka inginkan.

GBF masih berjalan sampai saat ini. Karakter-karakter zodiak yang sudah rilis sejak awal 2015 ini masih rilis setiap Tahun Baru Imlek. Setelah Andira, ada Mahira (ayam), Vajra (anjing), Kumbhira (babi), Vikala (tikus), dan yang terbaru Catura (kerbau). Di awal 2020, karakter Vikala inilah yang memperkenalkan wibu Indonesia dengan sambutan "wangy wangy", yang terus digunakan lintas fandom hingga saat ini.

"VIKALA VIKALAAAAAA WANGYWANGYWANGY" (Hews probably, 2020)

Bagaimana dengan gim lainnya? Meskipun panduan di atas tidak bersifat mengikat, mereka pun turut serta memperkenalkan sistem pity mereka masing-masing. Gim yang tidak mengikuti tren ini biasanya akan turun pamor.

Di Tiongkok, aturan serupa juga diperkenalkan di tahun 2018-2019. Lain dengan Jepang yang hanya 'dianjurkan', Tiongkok mengharuskan pengembang gim untuk mengikuti panduan, atau gim mereka tidak boleh dirilis. Aturan lengkap izin rilis gim di Tiongkok dapat dibaca di artikel ini.

Akhir kata, jika Anda mendengar ocehan pemain gim sebelah mengolok-olok sistem pity sebagai "tidak murni gacha", sodorkan saja artikel ini. Mereka hanya beruntung tidak punya banyak uang, sehingga dapat menahan hawa nafsu dari sistem gacha yang kejam.

Sistem pity adalah bentuk perlindungan konsumen, dan lahir dari pengorbanan banyak pemain yang menghamburkan uang mereka. Tugas kita sebagai pemain yang bijak adalah menikmati permainan yang ada dengan mengendalikan pengeluaran semaksimal mungkin.

Sumber: Bloomberg, Dengeki Online