Kisah bullying terhadap anak usia sekolah yang (sayangnya) dilakukan oleh ‘teman’ seusianya terjadi lagi dan menjadi bahan pembicaraan masyarakat luas. Tidak hanya satu atau dua kasus saja, bullying tersebut ternyata menjadi fenomena di banyak daerah di Indonesia. Bahkan, bullying yang dilakukan terjadi sedemikian parah hingga timbul korban, dari yang harus diamputasi hingga meninggal dunia.

Tidak hanya cedera fisik semata, korban bullying juga menerima trauma psikologis yang hebat. Penderitaan yang dialami oleh korban akan dapat membuatnya merasa takut untuk bersosialisasi dan mencari teman. Mengapa demikian? Karena korban dapat berpikir bahwa menjauh dari pergaulan berarti menjauhkannya pula dari rasa sakit dan derita yang dapat dialami dalam dinamika pergaulan.

Mengenai kasus tersebut, saya teringat akan satu tokoh legendaris di kultur pop Jepang yang juga menghadapi masalah serupa. Sama seperti korban bullying, tokoh tersebut memiliki trauma psikologis yang berat dan memiliki fobia yang serupa. Tokoh tersebut, tidak lain dan tidak bukan, adalah Shinji Ikari dari Neon Genesis Evangelion.

Shinji Ikari dan Kerapuhan Mentalnya

Shinji Ikari merupakan karakter utama dari serial anime Neon Genesis Evangelion. Ia berperan sebagai pilot dari mecha Eva Unit-01 yang bertugas untuk melawan makhluk-makhluk yang disebut Angel. Tidak hanya sendirian, ia ditemani oleh Rei Ayanami yang memiloti Eva Unit-00 dan Asuka Langley Souryuu yang memiloti Eva Unit-02 dalam menumpas para Angel.

Shinji Ikari, tokoh anime yang terkenal dengan trauma psikologis yang dideritanya.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Shinji Ikari mengalami pengalaman traumatis ketika ia masih kecil. Pengalaman traumatis pertamanya adalah ketika ia harus melihat ‘kematian’ ibunya, Yui Ikari, saat melakukan eksperimen dengan Eva Unit-01. Setelah peristiwa itu, ia juga harus mengalami pengalaman traumatis kembali saat ia ditelantarkan oleh ayahnya, Gendo Ikari, setelah kematian ibunya.

Dua peristiwa tersebut membentuk kepribadian dan mental Shinji yang sangat rapuh. Ia menjadi orang yang mudah merasa bersalah, lari dari masalah yang dihadapi, dan tidak memiliki hubungan yang dekat dengan teman-temannya. Hal ini dapat dipahami lewat istilah Hedgehog’s Dilemma, yaitu istilah yang dipakai ketika seseorang memiliki niatan untuk memiliki hubungan dengan yang lainnya, tetapi tidak dapat dilakukan karena khawatir akan saling menyakiti perasaan satu sama lain, layaknya dua landak yang saling menancapkan duri kepada satu sama lain ketika berdekatan. Kerapuhan pribadi inilah yang menciptakan kondisi yang kurang menguntungkan bagi Shinji dan lainnya, terutama ketika para Angel menyerang.

Meskipun kepribadian dan mentalnya rapuh, Shinji memiliki mentor bernama Misato Katsuragi yang akan mendukungnya ketika ia menghadapi masalah, dan membantunya dalam mengubah kepribadiannya menjadi lebih baik. Apabila Anda mengikuti serial animenya, anda pasti tahu betapa sabarnya Misato ketika menghadapi Shinji di saat breakdown. Selain itu, ia juga terus memotivasi Shinji agar bersikap dewasa, bahkan hingga saat-saat terakhirnya seperti yang digambarkan di Film The End of Evangelion.

Selain itu, jiwa ibunya (Yui Ikari) — yang ternyata bersemayam di dalam Eva Unit-01 – selalu memberi dorongan positif kepadanya, dan melindunginya di saat Shinji tidak berdaya menghadapi para Angel. Berkat bantuan dari karakter lainnya pula ketika Instrumentality Project, Shinji akhirnya mampu untuk melawan pikiran negatif dan rasa benci terhadap dirinya sendiri, serta sadar bahwa ia butuh orang lain untuk mencapai kebahagiaan.

Shinji Ikari ketika berhasil melawan rasa benci terhadap dirinya di akhir serial anime Neon Genesis Evangelion.

Membantu Korban seperti Membantu Shinji Ikari

Kita dapat melihat berbagai hal yang serupa dari korban bullying dengan Shinji Ikari. Mereka berdua merupakan korban dari peristiwa yang memberikan trauma psikologis mendalam, meskipun jenis peristiwanya berbeda. Kematian dan penelantaran oleh orang tua merupakan sumber trauma psikologis bagi Shinji Ikari. Bullying, kekerasan fisik, dan penindasan merupakan derita yang memberikan trauma psikologis bagi korbannya yang berusia pelajar.

Trauma psikologis yang mendalam menyebabkan perubahan kepribadian dan mental dari penderitanya. Dalam kasus Shinji, trauma tersebut menyebabkan dirinya menjadi seseorang yang selalu menyalahkan dirinya sendiri dan tidak dekat dengan temannya, karena adanya Hedgehog’s dilemma. Sementara itu, para korban bullying, apabila tidak ditangani dengan tepat, dapat tumbuh menjadi pribadi yang takut akan disakiti karena pengalamannya menjadi korban bullying, serupa dengan Hedgehog’s dilemma.

Namun, kita harus meniru satu hal dari proses Shinji Ikari mencapai keberhasilan melewati masalah mental: menjadi pemberi bantuan yang baik bagi korban bullying. Meskipun melalui jalan yang berliku, Shinji berhasil melalui masa-masa penuh tekanan dengan bantuan dari orang-orang di sekelilingnya. Di dalam Neon Genesis Evangelion, Misato Katsuragi dapat menjadi model kawan yang baik dalam membantu korban bullying menyembuhkan traumanya dan memperbaiki kepribadiannya.

Selain itu, dukungan dari orang yang tersayang merupakan hal yang sangat penting dalam penyembuhan trauma. “Orang tersayang” dalam hal ini dapat berupa orang tua, anggota keluarga lainnya, atau teman kita sendiri. Dalam kasus Shinji Ikari, peran orang tersayang ada pada ibunya, Yui Ikari, yang tetap mendukung, menyayangi, dan melindungi Shinji meskipun hanya berupa jiwa yang bersemayam di dalam Eva Unit-01. Apabila keluarga korban dapat menjadi “orang tersayang” bagi korban bullying dan memberikan dukungan penuh, penyembuhan trauma, dan perbaikan kepribadian serta mental dari korban bullying dapat berlangsung lebih cepat.

Misato Katsuragi (kiri) dan Yui Ikari (kanan), figur yang menjadi pendukung Shinji Ikari dalam menyembuhkan trauma dan memperbaiki kepribadiannya.

Kesimpulan Penulis

Dengan demikian, apa yang terjadi kepada Shinji Ikari dapat menjadi contoh untuk kita mengetahui beratnya trauma psikologis yang dimiliki oleh mereka yang menjadi korban bullying. Trauma psikologis tersebut dapat berdampak buruk terhadap korban bullying melalui ilustrasi Hedgehog’s dilemma yang dialami oleh Shinji Ikari. Namun, proses penyembuhan trauma Shinji Ikari dapat menjadi petunjuk bagi kita untuk membantu korban bullying menyembuhkan trauma psikologisnya, yaitu dengan menjadi pendengar, pendukung, penyayang, dan pelindung yang baik bagi mereka. Tentunya agar mereka memiliki rasa aman dan nyaman serta tidak terulang di masa yang akan datang.

“Selama Anda memiliki keinginan untuk hidup, semua tempat dapat menjadi surga. Selain itu, Anda akan selalu memiliki kesempatan untuk bahagia karena Anda hidup. Selama matahari, bulan, dan bumi itu ada, semuanya akan baik-baik saja.”­

-Yui Ikari