Setelah sepuluh bulan menjelajahi Mondstadt dan Liyue, Beidou dan kapalnya mengantarkan kita ke Inazuma, bangsa ketiga di Teyvat. Membuka map baru, unlock waypoint, hingga membuka peti harta karun, sesuatu yang sudah lama Anda ingin lakukan setelah bosan di Mondstadt dan Liyue.

Seperti yang sudah diperingatkan, perjalanan ke Inazuma jauh dari kata mudah. Musuh-musuhnya jauh lebih kuat. Banyak daerah beracun yang langsung menguras HP karakter Anda. Penduduknya cenderung tertutup dan tidak terbiasa dengan orang luar. Pasukan Shogun terus berpatroli layaknya darurat militer. Terasa unwelcoming, kalau kata orang.

Dalam fase inilah, terbesit di pikiran Anda untuk 'kembali' ke Mondstadt. Ya, Mondstadt. Bukan rumah pribadi Anda di dalam pot itu. Sebelum keluar dari gim, Anda selalu melakukan teleport terlebih dahulu ke Mondstadt. Tidak hanya Anda saja, banyak pemain merasakan hal yang sama.

902 orang (atau mungkin lebih) setuju kalo Mondstadt 'bikin kangen'.

Hal ini membuat kalian bertanya-tanya, apa yang istimewa tentang Mondstadt? Bangunan dan pemandangannya tampak mainstream, sama seperti tipikal game JRPG atau anime isekai. Musuh-musuhnya tak menantang. Tentu ada alasan kenapa Mondstadt 'bikin kangen'. Inilah yang akan penulis bahas di artikel ini.

Mondstadt yang Pertama, Mondstadt yang Ramah

Saat Traveler pertama turun di tanah Teyvat, bangsa pertama yang dikunjungi adalah Mondstadt. Menjadi wilayah pertama yang dijelajahi tentu memiliki keunggulan tersendiri. Ada rasa nostalgia ketika Anda kembali lagi ke wilayah itu, setelah membuka wilayah satu persatu nun jauh di sana dan menjelajahinya.

Meskipun demikian, menjadi yang pertama tidak lantas membuat Mondstadt begitu istimewa. miHoYo bisa saja meletakkan Inazuma di awal, tetapi jangan harap pemain akan kembali lagi jika Inazuma masih mencekam seperti saat ini.

Jawabannya satu: keramahtamahan.

Petinggi Knights of Favonius (ki-ka): Kaeya, Lisa, Jean, Amber.

Saat pertama memulai permainan, karakter Mondstadt pertama yang Anda kenal adalah Amber. Meskipun Traveler adalah seorang pendatang dari dunia lain yang belum mempunyai reputasi apapun, ia disambut dengan ramah olehnya, dan langsung diajak ke kota Mondstadt.

Mondstadt saat itu sedang tidak baik-baik saja. Krisis Stormterror, dipicu oleh Dvalin yang dibangkitkan oleh Abyss Order setelah koma 500 tahun, membuat rakyat ketakutan. Tanpa basa-basi, ia langsung diajak bertemu oleh petinggi Knights of Favonius pada saat itu: Jean, Kaeya, dan Lisa. Cerita pun berlanjut, dan akhirnya Krisis Stormterror berhasil diatasi dan Traveler mendapatkan gelar Honorary Knight.

Bandingkan momen ini dengan pengalaman pertama Liyue dan Inazuma. Di Liyue, Traveler dituduh telah membunuh Rex Lapis, membuatnya dikejar Millelith sampai akhirnya diselamatkan Childe. Di Inazuma, jangankan disambut, masuk saja sulit. Ada sejumlah proses rumit yang harus diikuti hanya untuk memasuki Inazuma dan keluar dari wilayah Ritou. Untungnya, ada 'kekuatan orang dalam' Thoma yang mendampingi.

Mondstadt yang Santai, Liyue yang Serius, dan Inazuma yang Mencekam

Seperti yang sudah dijelaskan, Inazuma memang mencekam. Kecuali di Narukami Island, Inazuma terasa seperti medan perang. Dan pada faktanya, Inazuma tengah terjadi perang antar sesamanya.

Kebijakan Vision Hunt Decree menjadi katalis utama dari pemberontakan ini. Oleh sebab yang belum diketahui, orang yang mempunyai Vision harus menyerahkan Vision-nya atau dijatuhi hukuman. Tidak lupa kebijakan sakoku yang menutup akses Inazuma ke dunia luar. Orang asing dipandang dengan penuh kecurigaan.

Sisa-sisa dewa Orobashi yang ditaklukkan oleh Raiden Shogun. Pengikut Orobashi lantas membentuk Sangonomiya Resistance dan memulai pemberontakan.

Di mana ada tirani, di situ ada pemberontakan. Otak utamanya adalah Sangonomiya Resistance, penyembah dewa Orobashi yang ditaklukkan oleh Raiden Shogun. Adanya kebijakan Vision ini menjadi momentum baru bagi mereka untuk memulai pemberontakan. Orang-orang yang tak terima diambil Vision-nya bersimpati atau bergabung dengan pemberontak.

Beralih ke Liyue, di mana pertanian, pertambangan, dan perdagangan masih mengalir deras. Lebih mudah untuk menjadi kaya di Liyue dibanding negara lain, tapi bukan tanpa konsekuensi. Anak muda pergi ke kota untuk hidup yang lebih baik, meninggalkan lansia dan bocah di pedesaan yang kian hari makin sepi. Tingkat stres penduduknya juga meningkat, terbukti dari dialog para NPC yang banyak bercerita tentang masalah hidup.

Mondstadt memang tidak semaju Liyue atau semegah Inazuma. Kondisi tanah di Mondstadt yang sulit ditanami tumbuhan membuat masyarakat Mondstadt hidup berburu dan meramu. Di sisi lain, tidak banyaknya tuntutan hidup membuat kehidupan mayoritas dari mereka lebih santai dan tanpa beban.

Last but not least, Dragonspine. Meskipun masih wilayah Mondstadt, Dragonspine adalah pengecualian. Mekanisme Sheer Cold membuat pemain ogah balik ke sana, kecuali jika mereka terpaksa mencari artefak Cryo dan Hydro, atau bahan boss untuk Eula.

miHoYo yang Selalu Bikin Kangen Mondstadt

Sebagai wilayah paling pertama yang dirilis, miHoYo selaku pengembang Genshin Impact sadar betul kalau Mondstadt akan ditinggalkan jika tak ada sesuatu yang baru di sana. Oleh karena itu, miHoYo sampai saat ini masih rajin memberikan event khusus yang bertempat di Mondstadt, sesuatu yang mendorong kita untuk kembali.

Sejumlah event khusus yang bertempat di Mondstadt (kecuali Dragonspine):

  • Unreconciled Stars (versi 1.1) – Meteor misterius jatuh di wilayah Mondstadt, di mana Mona dan Fischl terlibat dalam cerita.
  • Windblume Festival (versi 1.4) – Festival yang dirayakan oleh rakyat Mondstadt, lengkap dengan berbagai permainan menarik.
  • Golden Apple Archipelago (versi 1.6) – Meskipun kepulauan ini tidak berada di Teyvat, semua karakter yang terlibat adalah karakter Mondstadt, dengan titik pemberangkatan dari Mondstadt.

Ketiga event ini mendapatkan tanggapan positif dari pemain. Tak sekadar positif, tapi juga membangkitkan rasa nostalgia akan Mondstadt. Berbeda dengan Lantern Rite di Liyue (versi 1.3) yang terasa sepi, banyak karakter playable yang hadir dalam Windblume Festival, membuatnya terasa lebih hidup.

Di Golden Apple Archipelago, karakter yang ikut dalam perjalanan mencari Dodo-king juga hadir sebagai NPC. Sesuatu yang juga disukai para pemain, karena pemain benar-benar dianggap sebagai salah satu dari mereka,

Masih tidak percaya? Berikut ini adalah cuplikan cutscene dari Windblume Festival – atau singkatnya – vibe Mondstadt yang 'ngangenin' dalam satu setengah menit.

Windblume Festival (1.4) cutscene.

Tugas Selanjutnya: Liyue yang 'Bikin Kangen'

Tugas miHoYo sekarang adalah bagaimana cara menciptakan vibe 'bikin kangen' yang sama di Liyue, sebagaimana halnya di Mondstadt. Masih ada sebagian kecil pemain yang punya tradisi teleport di Liyue. Sebagian karena suka dengan tema oriental, sebagian lagi karena waifu.

Lantern Rite, meskipun bergelimang hadiah, sudah gagal mewujudkan vibe tersebut. Sebagai pemain biasa, saya berharap agar miHoYo dapat mengambil pelajaran berharga dari sana untuk diterapkan di Liyue selanjutnya. Jangan sampai Liyue dilupakan seiring dirilisnya wilayah baru.

Selagi menunggu miHoYo mewujudkan saran di atas, biarkan saya kembali ke Mondstadt. Teleport di depan dua agen Fatui yang topik bahasannya berubah seiring cerita, crafting bahan karakter dan senjata meskipun seringkali diganggu Timmaeus, numpang masak di tempat Sara (tidak pakai Kujou), dan merakit senjata di tempat Wagner. Tak lupa, menyusun ekspedisi dan mengambil hadiah Daily Commission dengan Katheryne sebelum keluar.