Hai hai, Riscomrades! Balik lagi bersama kami di rubrik Fangirling Corner! Minggu ini kita akan fangirling-an soal cowok ganteng di anime—tetapi bukan sembarang anime. Karena anime-nya berasal dari studio yang sudah diakui sebagai salah satu studio anime terbaik di era ini; Ghibli.

Tidak ada yang memungkiri kualitas anime besutan Hayao Miyazaki dari Studio Ghibli. Selain animasi yang mulus dan penuh detil, cerita yang disampaikan juga unik, imajinatif, dan sarat makna. Nah, ternyata Miyazaki-sensei juga jago memasok stok karakter-karakter cowok berkualitas, lho!

Berbeda dengan stereotip karakter cowok di anime kebanyakan; antara terlalu shounen manga sampai tidak peka pada kehadiran lawan jenis, atau terkesan dangkal dan cuma mengandalkan ciri tipikal khas dunia anime (si pirang, si cool, si kekanakan, dan sejenisnya), atau malah … terlalu ambigu jadi justru lebih pas kalau di pasangkan dengan temannya (ups).

Nah, karakter-karakter cowok dari Ghibli punya bawaan yang berbeda. Kebanyakan dari mereka memiliki ciri-ciri sederhana, kalem, gaya rambutnya tidak melawan gravitasi, penampilannya biasa saja dan tidak stylish, tapi teguh dan gigih mewujudkan visi dan misi mereka. Dibanding tipikal cowok yang biasa kita temui di anime kebanyakan, cowok-cowok Ghibli terkesan tidak menyolok mata—tetapi kalau dipandang lama-lama, dijamin bikin kamu ingin koleksi DVD bluray filmnya.

Berhubung jumlah anime keluaran Ghibli sudah hampir 2 lusin dan tidak ada cukup kolom untuk membahas semuanya, penulis memilih 5 karakter cowok Ghibli yang menurut penulis mencuri perhatian di filmnya.

Seiji Amasawa (Whisper of The Heart, 1995)

Untuk ukuran anak kelas 3 SMP, sifat Seiji Amasawa cukup dewasa dan punya visi yang jelas mengenai cita-citanya, yaitu menjadi pembuat biola. Demi mengejar mimpinya itu, Seiji sampai terbang ke Itali untuk belajar membuat biola di sana, walau orangtuanya awalnya tidak setuju. Selain itu, sisi memesona dari pemuda ini juga dari selera humornya yang khas anak SMP, terutama saat ia sedang menggoda Shizuku.

Poin plus lainnya? Kalau kamu sudah pernah menonton filmnya, kamu pasti setuju sosok Seiji yang memunggungi kamera saat sedang serius membuat biola terlihat sangat keren.

Shun Kazama (From Up on a Poppy Hill, 2011)

 

Berlatar Yokohama pada 1963, penampilan Shun Kazama dengan gakuran punya kesan rapi dan klasik. Tetapi di balik itu, Shun juga punya sikap jantan dan macho. Terutama saat ia melakukan stunt-stunt kampanye menolak penghancuran gedung perkumpulan siswa yang sudah tua namun sarat akan budaya dan sejarah. Kegigihannya membuahkan hasil; seluruh sekolah pun bersatu bersama Shun untuk mempertahankan gedung perkumpulan siswa.

Shun juga anggota klub jurnalistik sekolah, yang menjelaskan darimana sikap kritisnya berasal. Mungkin cocok bagi fangirls yang suka tipe pria aktivis proletar-libertarian.

Ashitaka (Princess Mononoke, 1997)

 

Bicara soal Princess Mononoke, biasanya kita lebih dulu terpukau dengan sosok San si putri hutan yang kuat, bernyali, cinta alam, mandiri, dan berperangai keras. Namun, sosok Ashitaka yang bisa mengimbangi dan menghormati San juga harus mendapat apresiasi. Ashitaka tidak pernah mendikte cara hidup San, meski San tidak berperilaku seperti bagaimana wanita seharusnya di era Muromachi. Ia juga tidak memaksa San agar hidup bersamanya walau ia mencintai San. Ini baru yang layak disebut pria sejati!

Sekadar info, walau tidak seglamor pangeran Inggris, Ashitaka tetap terhitung sebagai ‘pangeran’ dari Suku Emishi. Walau di filmnya sendiri statusnya sedang diusir dari sukunya sendiri.

Howl (Howl’s Moving Castle, 2004)

 

Harus kita akui, dibanding cowok-cowok Ghibli yang sudah disebut lebih dulu, Howl terkesan seperti cowok ikemen biasa. Kaya raya (istananya bisa jalan sendiri, lho), gayanya menyolok, ia pesolek, dan produk perawatan tubuhnya ada seabrek. Tetapi Howl punya perkembangan karakter di sepanjang film; dari sosok penyihir tebar pesona yang kabur dari masalah, jadi penyihir yang … masih tebar pesona tetapi tidak kabur dari masalah. Berhubung Howl juga luar biasa ganteng, jelas fangirls akan memaafkan kalau kadang dia jadi agak dramatis dan cemen.

Terlepas dari sifat pesoleknya, Howl tetap pemuda baik hati, dan mencintai Sophie bahkan saat Sophie masih berwujud nenek-nenek.

Haku (Spirited Away, 2001)

 

Ya, anak kecil inilah cowok Ghibli terbaik. Mungkin karena Spirited Away sendiri adalah film terbaik dari Ghibli (setidaknya sampai The Tale of Princess Kaguya dirilis), yang menyabet 34 penghargaan—salah satunya adalah piala Oscar.

Singkatnya, Haku memiliki semua kualitas terbaik dari karakter-karakter cowok yang sudah disebut sebelumnya. Baik, gentleman, cerdik, kuat, penyihir berbakat, kalem, pemberani, rela berkorban, dan sifatnya juga dewasa. Ditambah lagi, Haku bisa berubah jadi naga terbang keren yang membuatnya praktis dari segi mobilitas. Ultimate kill-nya? Semua kualitas ini dimiliki oleh anak yang baru berusia 10 tahun. Siapa yang tidak bakal luluh dengan adik cowok menggemaskan seperti Haku?

Nah, itulah 5 cowok terbaik Ghibli menurut penulis. Mungkin penulis juga harus memberikan honorable mention pada Baron Humbert von Gikkingen, kucing bertuksedo dari The Cat Returns (2002) dan Whisper of The Heart, yang saking gentleman dan kerennya bisa membuat kamu lupa kalau dia kucing dan bikin deg-degan di pertengahan film.

Bagaimana dengan karakter cowok terbaik Ghibli pilihan kamu?

Tulisan ini adalah opini pribadi dari penulis, tidak mencerminkan pandangan umum Risa Media. Penulisan oleh Mocai.