Crunchyroll terdengar cukup menjanjikan di era sebelum 2018 di mana semua tayangan anime yang difavoritkan dapat ditayangkan secara online melalui metode alir daring. Sayangnya, kala itu Indonesia bukanlah salah satu negara yang dituju untuk dukungan Crunchyroll karena tayangan animte saat itu sudah diatur lisensi hak siarnya oleh Animax.

Pilihannya hanyalah berlangganan TV kabel, yang harganya tentu selangit dan memiliki TV kabel dianggap sebagai ā€˜kaum elitā€™. Bagi yang mempunyai isi dompet sulit tentu saja opsinya adalah mengunduh secara bajakan melalui beberapa situs (yang tentu resikonya antara salah pilih subtitle bahasa Spanyol atau malah mengundang malware ke dalam komputer).

Sejak mulai banyaknya layanan alir daring yang menambahkan konten anime ke dalam layanannya di Indonesia, tentu saja Crunchyroll cukup tertantang untuk mencoba bersaing di dalamnya. Hanya saja banyak kekurangan yang setidaknya mesti mereka benahi terlebih dahulu sebelum ikut bertarung bersama layanan alir daring lain ā€“ sebut saja iQIYI dan Bstation ā€“ hingga melawan media raksasa sekelas Netflix, Disney Plus atau bahkan Amazon Prime Video.

Konten Lebih Sedikit dan Layanan Baca Manga Resmi Terbatas

Konten yang disediakan Crunchyroll untuk pasar Indonesia menurut saya ā€œsangat terbatasā€. Terlalu banyak judul anime yang terkunci karena batasan region. Batasan region ini kadang bisa dimaklumi karena mungkin lisensinya sudah diambil oleh media lain, sebut saja Muse Communications melalui partnernya iQIYI atau Bstation.

Sono Bisuku Dōru wa Koi o Suru sebetulnya ada di Crunchyroll. Namun, seperti yang sudah kita ketahui, kini Marin Kitagawa hanya bisa ditonton melalui Muse Communications di Indonesia (Bstation). Saya cukup bisa memahami masalah bentrok hak siar ini (walau masih terasa kurang adil ketika Classroom of the Elite masih ditayangkan juga di Crunchyroll dan Muse).

Halaman depan aplikasi Crunchyroll

Namun yang cukup disesalkan, saya sendiri yang ingin menonton Pop Team Epic Season 2 pun kini kebingungan harus nonton dimana. Kalaupun tersedia dalam format season 1, Crunchyroll hanya menyediakan dalam versi dub bahasa Inggris (yang mana ini hanya masalah selera saja). Pun begitu kasusnya dengan Yuru Camp tanpa Season 2 di Crunchyroll. Menggunakan Netflix terasa sangat merepotkan dan tentu merogoh biaya lebih dalam.

Banyaknya anime musim tayang lama yang masih tersedia seperti SSSS.Gridman, Mahou Tsukai no Yome (The Ancient Magus Bride), hingga ReLIFE mungkin dapat mengobati rasa kangen kalian akan tayangan-tayangan anime di musim tayang yang sudah lewat. Tapi tetap saja tak bisa dipungkiri koleksi Crunchyroll cukup ketinggalan.

Kalaupun ada yang terbaru, mereka tetap tak ingin menayangkan Chainsaw Man yang sudah dipegang siarnya alih-alih kini kita cuma bisa nonton melalui Prime Video. Begitupun dengan ketidakseriusan Crunchyroll untuk mengambil hak siar Komi-san wa, Komyushou Desu (Komi Canā€™t Communicate) sebelum akhirnya direbut Netflix.

Seri Crunchyroll Originals contohnya High Guardian Spice entah kenapa terasa kurang meyakinkan bila dilihat secara rating, kecuali Shenmue the Animation yang cukup menggugah dari segi aksi dan adaptasi video gamenya.

Agar bisa membaca manga di Crunchyroll, sayangnya kalian harus mengaksesnya melalui web browser atau install aplikasi lagi (Crunchyroll Manga). Tentu tidaklah nyaman bagi kalian yang tidak memiliki tablet atau laptop 2-in-1. Koleksinya terbilang ā€œcukup standarā€ dan hanya tersedia dalam bahasa Inggris.

Koleksi manga Crunchyroll menarik untuk dibaca

Terbitan hak lisensi Kodansha ramai menghiasi segmen manga di Crunchyroll sebutlah Fire Force, Tensei Shitara Suraimu Datta Ken (That Time I Got Reincarnated as a Slime). Ada beberapa judul manga unik terbitan miHoYo dalam Crunchyroll seperti Genshin Impact yang mungkin akan memberikan kalian sebuah perspektif baru menikmati alur cerita dunia Teyvat.

Masih banyak lagi pilihan manga yang lainnya di Crunchyroll. Namun dengan keterbatasan terjemahan bahasa Inggris ini akan menjadi batu sandungan sendiri bagi sebagian kalangan bebal belajar yang ā€œnggak bisa enggresā€.

Antarmuka yang rapi, namun cukup berat

Dari segi antarmuka aplikasi, Crunchyroll menata cukup rapi dari semua daftar anime yang tersedia. Penyusunan kategori berdasarkan genre cukup membantu selama menjelajah judul anime yang ingin saya tonton (meski kadang dicampur dengan genre lain berkaitan, yang membuat saya sedikit kebingungan).

Kontrol pemutar video Crunchyroll sangat sederhana, hanya slider segmen dan pause/play. Kendali volume dan kecerahan layar absen dalam pengaturan video sehingga mau tak mau harus menggunakan tombol fisik atau seret kontrol panel dari ponsel. Merepotkan.

Pilihan pencarian dipermudah berdasarkan genre

Fitur screenshot maupun rekam video dimatikan dalam pemutar video. Ini mungkin disebabkan adanya perlindungan konten DRM dalam setiap video Crunchyroll. Mestinya aplikasi lainnya juga memiliki fitur ini untuk mengurangi pembajakan konten secara ilegal.

Transisi dari mode pemutar video ke menu utama atau daftar putar anime di Crunchyroll terasa terlalu berat. Kadang ada jeda audio atau patah frame yang membuat terasa kurang nyaman dalam pemakaiannya. Mungkin seharusnya isu ini bisa segera diperbaiki dalam update mendatang.

Ada hal yang sangat krusial bagi kalian pengguna layanan internet dari Telkom Group (Indihome/Telkomsel). Crunchyroll cukup sulit diakses dalam jaringan internet dari Telkom Group terlepas kalian menggunakan DNS alternatif atau tidak. Kemampuan alir datanya sangat terbatas atau bahkan mandek sama sekali.

Saya belum melakukan pengujian menggunakan VPN untuk mengatasi masalah ini. Namun, bagi kalian yang menggunakan jaringan di luar Telkom Group, saya kira akan jauh lebih aman. Namun kembali lagi, masalah cakupan jaringan di setiap daerah bisa berbeda tergantung situasi dan kondisinya.

Takarir pun hanya tersedia dalam bahasa Inggris dan beberapa bahasa pilihan lain. Tidak ada pilihan bahasa Indonesia, tentu ini akan jadi permasalahan tersendiri bagi sebagian pengguna.

Pilihan bahasa takarir yang cukup terbatas

Harganya Cukup Rasional, meski..

Tarif berlangganan yang ditawarkan Crunchyroll terasa cukup berbeda bila dibandingkan kompetitornya. Kalian wajib berlangganan sebesar Rp 39.000 di Crunchyroll untuk bisa menikmati tayangan premium di berbagai perangkat serta kemampuan sinkronisasi saat menonton offline.

Memang ada juga opsi pilihan paket berlangganan yang lebih murah (Rp 29.000), namun Crunchyroll membatasi pemakaian hanya untuk satu perangkat dan tanpa sinkronisasi menonton offline. Ini akan cukup memusingkan bagi sebagian orang apabila harus menonton lagi episode dari awal jika ditinggal untuk jangka waktu tertentu.

Opsi berlangganan yang ditawarkan oleh Crunchyroll

Menurut saya pribadi, dengan tarif berlangganan diatas ditambahnya keterbatasan daftar konten yang disediakan Crunchyroll terasa kurang pantas. Dengan Rp 39.000, harusnya saya dapat menonton konten anime lain yang lebih kaya tanpa ada regulasi pembatasan region atau bahkan dapat membaca manga tanpa harus membuka browser terpisah seperti ini.

Kondisi ini berbanding cukup terbalik jika dibandingkan dengan Bstation yang merupakan kompetitor terdekat dengan fokus orientasi tayangan anime. Harga cukup murah, pengaturan pemutar video yang lebih memanjakan pemakaian terasa masuk akal di Bstation harusnya bisa diadaptasi terlepas dari hak siar animenya yang kebanyakan masih dikelola oleh Muse Communications.

Adaptasi Crunchyroll untuk menggunakan tarif dan mata uang Rupiah melalui Google Payment cukup terlambat dan kalah saing. Entah mereka masih menganggap pasar Industri anime di Indonesia kurang menjanjikan berkat adanya barang-barang bootleg yang masih beredar bebas atau ada hal lain. Itu akan jadi topik bahasan di artikel lainnya.

Penutup

Dengan kondisi Crunchyroll yang masih setengah hati dalam mendistribusikan atau bahkan memilih hak siarnya di Indonesia, rasanya berat sekali ingin menyarankan kepada teman untuk menonton anime di kanal ini (setidaknya untuk sekarang). Tarif berlangganan yang tinggi tidak diimbangi dengan jumlah konten yang bisa ditonton terlebih adanya adaptasi pembatasan region lock untuk beberapa tayangan sangat mengecewakan.

Penambahan fitur membaca manga melalui ponsel, perbaikan (atau penghapusan) batasan region lock di beberapa judul anime serta keseriusan untuk mengambil hak siar anime rasanya memang harus ditempuh agar setidaknya harga langganan yang ditawarkan Crunchyroll terasa cukup pantas.

Jikalau memang Crunchyroll ingin merebut hati penikmat tontonan anime di Indonesia dari pasar cukup besar sekelas Muse atau bahkan Netflix, mereka harus segera berbenah. Lebih cepat lebih baik.