Hai, hai, Riscomrades! Fella di sini! Kalian tahu, kan, Winter Comiket C97 yang baru saja selesai? Fella ingin bahas sesuatu soal itu nih! Tetapi bukan dari perspektif pembeli, melainkan dari penjualnya.

Kenapa? Ya… Selain karena pastinya pengunjung Comiket yang padat, biaya transportasi antara Osaka-Tokyo yang mahal menjadi alasannya. Maklum, Fella di sini sebagai pelajar… Oh, dan juga Fella bukan sebagai penjualnya ya, hanya menjadi seorang pewawancara teman yang kebetulan kemarin berjualan artbook di sana. Kita sebut saja inisialnya M, ya.

Apa Saja Persiapannya?

Pertama, bicara soal persiapan yang harus ia lakukan sebelum hari H, yang tentunya adalah registrasi dahulu. Registrasi untuk booth Comiket bisa dilakukan lewat daring, tetapi formulir pendaftarannya masih perlu dibeli seharga ¥2.000 (sekitar Rp. 257.000), dan itu pun harus dicetak. Selain itu, kita juga harus membayar uang deposit yang cukup mahal, kurang lebih seharga ¥9.000 (sekitar Rp. 1.150.000). Dudukan untuk sample buku dan katalog harga, harus disiapkan sendiri. Ya, sama seperti Comifuro lah.

Oh iya, jangan sampai telat daftar! Pendaftaran Comiket biasanya dilakukan 5-7 bulan sebelum acara dimulai. Untuk Comiket selanjutnya (yang tampaknya dimajukan karena Olimpiade), pendaftaran masih dibuka sampai 8 Januari. Syarat lengkapnya dapat dibaca di tautan ini.

Kalau Gaijin Mau Jualan, Gimana?

Sebagai pelopor acara pameran industri kreatif, Comiket tentu menjadi magnet bagi lingkarya luar Jepang untuk mengadu nasib di sana. Untuk kalian yang berminat, jangan bingung. Comiket sudah menyusun panduan 21 halaman yang bisa diunduh di situs resminya. Bukan data terbaru sih, tapi hanya ini yang mereka punya.

Dari data yang disusun tahun 2008, ada 5% partisipan yang diketahui berasal dari luar negeri. Kebanyakan dari mereka berasal dari Taiwan, Amerika Serikat, Tiongkok, dan Korea Selatan. Untuk memfasilitasi hal ini, Comiket mendirikan divisi International Desk, melayani bantuan dalam bahasa Inggris, Jerman, Mandarin, dan Korea.

Satu hal yang tidak boleh terlupa, orang Jepang yang bisa kamu percaya. Materi Comiket yang diberikan hanya tersedia dalam bahasa Jepang. Selain itu, alamat penanggung jawab di formulir hanya diperuntukkan untuk domisili Jepang. Orang inilah yang nantinya akan jadi perantara kamu agar bisa berjualan di gelaran akbar ini.

Last but not least, izin! "Gaijin ga ijin" itu tidak keren. Masih ingat kejadian cosplayer yang terciduk di Malaysia karena tak berizin? Gara-gara kejadian ini, Comic Fiesta, acara serupa Comiket di Malaysia, sampai melarang kreator luar negeri berpartisipasi, setidaknya sampai peraturan resminya disusun. Comiket memang tak sampai segitunya sih, tapi ada baiknya cari aman. Visanya yang spesial ya, bukan visa turis.

Suasana dalam Comiket

Suasana di Comiket ramai dengan para otaku, 500.000 orang lebih tepatnya. Saking ramainya hingga bergerak saja tampaknya susah! Tentunya cosplayer pun banyak, seperti yang ada berkeluyuran di linimasa Facebook ataupun Twitter kita semua, tetapi kebanyakan dari mereka ada di luar venue. Fella jadi teringat Tokyo Game Show kemarin, di mana cosplayer cenderung berkumpul di tempat yang sama bersama dengan para kameko.

Segini banyaknya manusia di Comiket! (Sumber: Surviving Comiket)

Seperti event wibu pada biasanya, pastinya akan ada satu franchise anime, manga, ataupun game yang sedang ramai-ramainya di sana. Jujur saja, Fella kira yang sedang ramai adalah Kimetsu no Yaiba. Rupanya, Fate Grand/Order masih menjadi nomor satu popular di Comiket musim dingin kemarin! Oh iya, selain artbook (fanart dan original), di Comiket juga banyak yang berjualan manga, dan juga photobook!

Fella sempat meminta tips dari M untuk kalian yang ingin berjualan di Comiket. Katanya, tentunya semua orang bebas berjualan di Comiket, tetapi bila follower di Twitter ataupun Pixiv kurang, tampaknya berjualan di sana akan agak susah. Ya… memang mau dikata apapun, fame memang penting untuk berjualan di Comiket ini.

Comiket vs Comifuro

Tampaknya perbandingan ini bagai langit dan bumi. Ya memang, tapi tentu sebagian dari kalian penasaran. Apa sih bedanya jualan di Comiket jauh di sana dengan jualan di acara serupa di negeri sendiri?

Fella tidak pernah memesan stan di Comifuro sih, tapi Fella tahu siapa yang pernah. Ya, siapa lagi kalau bukan Lingkarya Moesia, "atasan" Risa Comics yang kebetulan ada Fella di dalamnya.

Dari segi biaya pemesanan stan, Comiket hanya sedikit mahal dari Comifuro. Untuk CF14 ini, biaya stannya adalah Rp 775.000 per stan, tanpa biaya administratif tambahan. Ukuran stan di Comifuro juga tak jauh beda dengan Comiket. Tapi ya... Kalau biaya lain-lain seperti transportasi, akomodasi, dan visa dimasukkan, jangan berharap untung besar deh di Comiket (kalau bukan orang Jepang, pastinya).

Kalo yang ini foto pas Comifuro. Aduh ada Fella, hehehe.

Jualan di Comifuro juga akan lebih mudah jika kamu femes. Bedanya, jika penentu kesuksesan berjualan di Comiket mengandalkan Twitter dan Pixiv, Comifuro pakai Facebook dan Instagram. Tak heran, katalog-katalog Comifuro lebih banyak bertebaran di sana.

Gantungan kunci masih mendominasi barang jualan di Comifuro saat ini, bahkan sempat mendapat julukan "Gancifuro". Meskipun demikian, keberadaan komik, novel ringan, dan artbook di Comifuro juga semakin merebak dan tidak bisa diremehkan.

Bersyukurlah pada tim Comifuro yang telah menghadirkan suasana Comiket di tanah air, sehingga tak perlu jauh-jauh ke Jepang sana untuk berjualan doujinshi. Tapi ya, mau bagaimanapun juga, Comiket tetap menjadi "menara kesuksesan" untuk mereka yang ingin mengejar mimpi di sana.

Jadi bagaimana, Riscomrades? Tertarik untuk berjualan di Comiket?

Gambar keluku oleh Manga.tokyo