Hingar bingar Comifuro 12 baru saja berlalu. Banyak kesan yang tertinggal setelah perhelatan akbar penuh harapan ini. Ada yang gembira karena barang dagangannya habis. Ada pula yang bernapas lega karena balik modal, meskipun tidak seberapa. Di balik keramaian mereka yang bergembira, tersimpan pula raut kecewa sebagian penjual karena barang dagangannya tidak laku, atau malah rugi besar. Mereka mulai menunjuk sesuatu untuk disalahkan, mulai dari lokasi stan yang tidak strategis, tanggal tua, hingga stan sebelah yang lebih besar dan ramai dibanding mereka.

Untuk Anda yang bertanya-tanya, kenapa barang jualan tidak laku sedangkan yang lain bisa, Anda datang di tempat yang tepat. Berikut ini adalah sejumlah alasan laku tidaknya sebuah produk di Comifuro, yang juga dapat Anda aplikasikan ketika mengikuti festival industri kreatif lain.

Fandom Minor? Riset Dulu!

Riset pasar adalah hal-hal yang sering dilupakan penjual saat Comifuro tiba. Sah-sah saja Anda ingin menjadi idealis dengan menjual barang fandom minor (dari segi audiens Comifuro saat ini), seperti Touhou, Ghibli, ataupun Shingeki no Kyojin, tapi jangan berharap banyak jika Anda menyajikannya dengan cara yang biasa saja. Anda harus mempunyai alasan kenapa produk Anda layak dibeli, apa yang membuat produk Anda dilirik oleh fandom yang minor itu.

Keterangan foto tidak tersedia.
Salah satu konten artbook anime 90-an.

Contoh termudah adalah artbook kompilasi anime 90-an karya Dwikipan dan sejumlah ilustrator lainnya. Fandom anime 90-an memang terbilang kecil dalam skala Comifuro. Meskipun demikian, konsep yang disajikan oleh artbook ini mampu membangkitkan aura nostalgia massa, membuatnya laris manis bak kacang goreng. Hal yang sama juga berlaku dengan zine Torsi karya Rimawarna. Anime dan otomotif, konsep yang tidak pernah terlihat sebelumnya, ternyata mampu mengantarkan kesuksesan buku ini hingga edisi kedua. Semua itu mustahil dilakukan tanpa adanya riset.

Fandom Mayor Belum Tentu Sukses

Love Live, Idolmaster, Fate, Granblue Fantasy, Azur Lane. Kelima nama ini adalah sekian banyak contoh fandom mayor, seri anime/game yang mempunyai banyak penggemar. Soal pasar, sebenarnya tidak perlu khawatir, toh massanya sudah banyak dari sananya. Ada satu hal yang sebenarnya Anda perlu lebih khawatirkan. Pesaing yang membuat produk serupa.

Seperti halnya prinsip ekonomi dasar, tingginya demand memicu tingginya supply. Banyak pesaing yang membuat produk dari fandom yang sama, lantas untuk apa pengunjung membeli produk Anda kalau di stan sebelah kualitas gambarnya lebih bagus?

Jualan fandom mayor sebenarnya tidak masalah, malah bisa jadi sesuatu yang menguntungkan jika dilakukan dengan benar. Pastikan kualitas gambarnya bagus, dan sajikan dengan konsep yang bagus pula. Strategi pemasaran yang baik juga turut andil dalam hal ini.

Permainan Stok dan Harga

Selain fandom minor dan mayor, ada pula yang menjual fandom musiman di Comifuro, seperti Go-toubun no Hanayome, SSSS Gridman, dan lain sebagainya. Mereka benar-benar melihat apa yang tengah menjadi tren di masa itu, kemudian membuat karya dari fandom tersebut. Sayangnya, fandom musiman tidak bertahan lama, biasanya hanya 3-6 bulan. Banyak penjual fandom musiman yang merugi di Comifuro, dan banyak pula penyebabnya. Bisa karena kualitas gambar atau konsep yang kurang menarik, sudah lewat musimnya, atau stok barang yang berlebih.

Mau menjual fandom musiman? Pengelolaan stok dan harga itu penting!

Pengelolaan stok penting adanya, tidak hanya untuk fandom musiman, tapi juga untuk fandom minor, mayor, dan IP original. Anda harus benar-benar menentukan berapa jenis produk yang akan Anda jual, berapa jumlah buku yang akan dicetak, hingga harga yang harus ditetapkan. Menguasai teknik ini butuh pengamatan dan logika yang kuat. Jika Anda menjual fandom minor dengan penyajian yang biasa saja, jangan cetak banyak-banyak. Cari tempat percetakan yang tepat agar dapat menekan ongkos cetak. Harga produk yang ditetapkan juga harus pas. Jika harga produk terlalu mahal, orang akan berpikir ulang untuk membeli produk Anda. Sebaliknya, jika harga produk terlalu murah, Anda akan semakin sulit untuk balik modal.

Marketing adalah Kunci

Sebagian besar pengunjung di Comifuro membeli suatu produk karena memang mereka sudah merencanakan ingin membelinya. Dari mana mereka tahu keberadaan produk Anda? Ya dari katalog Anda, promosi yang sudah Anda lakukan jauh hari sebelum acara. Hal sesederhana ini jugalah bagian dari strategi marketing.

Gambar mungkin berisi: 1 orang, teks
Strategi marketing jika dilakukan dengan benar.

Sama halnya dengan menentukan stok, strategi marketing juga membutuhkan pengamatan dan logika yang kuat. Singkatnya, Anda harus membuktikan kalau circle Anda ada, dan akan menjual produk tersebut di Comifuro. Mau membawa marketing ke ranah yang lebih ekstrim? Coba tengok Cozy Production dengan strategi marketing Adidas KW-nya (bahkan sampai Ericko Lim memantik drama), atau Komik Ms Paint yang mematahkan stigma “jualan di Comifuro gambarnya harus bagus”. Apapun bisa terjadi jika strategi marketing Anda mumpuni.

Satu lagi untuk Anda para deadliner, publikasi katalog di H-1 Comifuro adalah marketing yang buruk. Usahakan juga untuk selalu membuat produk baru setiap Comifuro, agar orang tidak bosan dan berpersepsi buruk melihat karya yang “itu-itu mulu”.

Biar Sepele Jangan Sampai Lupa

Selain keempat poin yang disebutkan di atas, ada pula beberapa poin yang kedengarannya sepele, tapi mampu membawa dampak yang signifikan. Salah satunya adalah tindakan kita pada saat hari H Comifuro.

Jika circle Anda menjual banyak jenis barang, pastikan Anda menata meja jualan dengan baik. Hanya barang display dan peralatan mencatat yang diperbolehkan berada di atas meja, sisanya diletakkan di bawah atau belakang meja. Pastikan semua barang ditampilkan dengan rapi dan mudah dilihat pengunjung, tidak ada yang tertutupi.

Saat pengunjung datang, tingkah laku Anda juga mempengaruhi pembeli untuk membeli produk tersebut. Kontak mata, kesigapan, dan kesopanan diperlukan harus dijaga ketika Anda berhadapan dengan calon pembeli. Percuma konten bagus, marketing bagus, jika penjual sibuk main ponsel ketika berjualan. Pengunjung jadi malas dan mengurungkan niatnya untuk membeli.

Setelah pengunjung pergi, pastikan Anda selalu merapikan barang display agar dapat pengunjung selanjutnya merasa nyaman. Hal yang tidak boleh terlupa, jagalah kebersihan agar pengunjung lebih nyaman.

Petik Hikmahnya

Banyak orang memaknai Comifuro dengan cara yang berbeda. Ada yang menganggapnya sebagai tempat berbelanja barang-barang anime. Ada pula mereka yang menafsirkannya sebagai tempat bertemu dengan kawan sehobi dan komunitas. Sebagian ada yang mencari untung, sebagian mencari koneksi, sebagian lagi menunjukkan bahwa ia bisa berkarya, terlepas untung ruginya.

Untuk Anda yang berjualan di Comifuro, terlepas untung atau rugi, penulis hanya dapat berkata, Anda yang berjualan di Comifuro sudah menjalankan wirausaha. Meskipun skalanya kecil, jadikan Comifuro ini sebagai pengalaman berharga untuk mengenal dan mendalami wirausaha, karena ilmu ini akan berguna di kemudian hari.

Selamat berkarya!

Tulisan ini adalah opini pribadi dari penulis, tidak mencerminkan pandangan umum Risa Media. Penulisan oleh Excel Coananda.