PERINGATAN: Artikel ini mengandung topik mengenai kekerasan dan depresi. Dimohon kebijaksanaan Anda dalam membaca.

Tersiksa. Trauma. Sedih. Amarah. Benci.

Penulis yakin bahwa kita semua pernah merasakan setidaknya salah satu dari emosi tersebut sepanjang hidup. Dari pengalaman sendiri, penulis membenci dirinya sendiri karena telah merusak kepercayaan orang-orang dekatnya karena kelakuan penulis sendiri.

Penulis telah menyaksikan juga orang-orang terdekatnya mengalami abuse (kekerasan) dari teman-teman dan keluarganya. Penulis merasakan sedih sepanjang tahun, tak bisa melihat harapan sedikitpun ke depan.

Taukah apa yang terjadi saat semua itu berkelanjutan?

Kamu jadi depresi.

Kegelisahan dan kesedihan bercampur, menghambat kita untuk berfungsi. Bangun dari ranjang juga sudah susah, apalagi harus kerja dan senyum kepada orang lain. Saat kamu curhat kepada orang lain tentang semua perasaan yang kamu rasakan, mereka menghiraukan perasaan itu. Mereka bodoh amat terhadap perasaanmu, malah menyalahkan kamu karena tidak melakukan hal lain.

“Halah, itu tanda kamu kurang iman!”

“Lebay amat sih putus sama pacar sampai gitu. Kan masih banyak cewe lain!”

Mereka tak mengerti jika sedang berada di atas gedung yang kebakaran, meloncat adalah pilihan yang masuk akal dibanding menerobos api menggejolak. Walaupun mengerti konsekuensi dari meloncat, setidaknya kita tidak mati terbakar, merasakan kulit kita sedikit demi sedikit hancur lebur menjadi abu...

...Inilah tema cerita The Cat Lady.

Gim ini menunjukan kepada kita semua bagaimana depresi bisa mempengaruhi kehidupan kita; setiap hari menjadi perang melawan diri sendiri yang terlihat tiada akhirnya.

The Cat Lady merupakan cerita belatung tak kasat mata dalam jiwa dan bagaimana para monster dapat menimbulkan mereka.

Dalam dunia ini, monster bukanlah raksasa atau setan. Mereka adalah manusia.

The Game

Susan dan Teacup, kucing favoritnya.

The Cat Lady merupakan game petualangan horror psikologis. Di sini, pemain akan mengambil kendali Susan Ashworth, wanita berumur 40-an yang mengalami depresi. Orang-orang mengetahuinya sebagia cat lady yang karena semua temannya kucing.

Permainan dimulai dengan Susan membunuh dirinya sendiri dengan cara overdosis obat. Di seberang alam kehidupan, ia bertemu The Queen of Maggots yang memberikan Susan hadiah sekaligus kutukan baginya; keabadian. The Queen of Maggots menyuruh Susan kembali dan membasmi “parasit” yang ada di alam kehidupan sebelum Susan bisa meninggal dengan damai.

The Cat Lady rilis pada 2012, dengan demikian menjelaskan mengapa saat ini gim ini tidak banyak diketahui. Pada tahun itu, gim indie belum tenar dan dianggap serius oleh pasar seperti akhir-akhir ini dengan adanya game seperti Undertale dan Hollow Knight.

Grafik The Cat Lady pun tidak memukau. Namun, semua orang yang memainkan game ini memiliki kesan yang luar bisa terhadapnya; The Cat Lady di Steam mempunyai rating Very Positive. Ini dikarenakan Harvester Games, pengembangnya, berhasil menggambarkan depresi dan efeknya seotentik mungkin.

Depression

Depresi membuat hari biasa menjadi perang.

Mengapa demikian? Karena selain dari rasa keputusasaan terhadap masa depan yang amat besar, masyarakat tidak mengerti apa yang kita hadapi. Pada saat Susan kembali ke alam hidup, ia bangun di sebuah bangsal psikis. Ternyata seseorang telah masuk ke dalam apartemennya dan membawa dia ke rumah sakit.

Namun, bangsal ini menjadi penjara bagi Susan; semua pasien Dime Ward diperlakukan seperti tahanan yang tidak memiliki kapasitas rasional. Staf di sini menentukan berbagai macam obat yang membuat pasien mereka mengalami delusi yang membuat mereka sebelumnya mempunyai akal menjadi gila.

Ann Burton, salah satu pasien dalam bangsal yang mengalami depresi dan memasukan diri ke dalam bangsal, menjadi delusional setelah diinjeksi berbagai obat, sampai ia meminta Susan untuk memberikan sebuah obat yang hanya ditemukan di alam delusi. Jelas, Ann telah kehilang akal yang diakibatkan oleh ketidakpedulian dan ketidakpahaman staf bangsal.

Susan dipaksa untuk mengambil obat.

Kita beranggapan bahwa staf dalam bangsal psikis mengerti apa yang harusnya dilakukan agar pasien sembuh, seperti memberi dukungan moral, terapi, dan merawat pasien secara fisik dan mental. Tetapi, mereka tidak memiliki empati terhadap para pasien.

Mereka berpikir mereka melakukan hal yang baik, tetapi ujungnya malah menghancurkan, seperti memberikan obat yang membuat Ann gila. Staff Dime Ward, termasuk masyarakat secara keseluruhan, memandang siapapun yang masuk ke dalam bangsal psikis sudah gila dan merendahkan para pasien seperti anak kecil yang harus diawasi agar tidak menusuk soket listrik dengan garpu.

Mungkin dalam kenyataan, perlakuan oleh staf bangsal psikis tidak separah yang The Cat Lady gambarkan, tetapi perlu diketahui bahwa memang ada orang dalam masyarakat kita yang bersikap seperti staf Dime Ward terhadap orang-orang yang mengidap penyakit mental, baik depresi maupun penyakit lain.

Monsters and Parasites

Menyadari semua ini, Susan mencoba untuk kabur dari Dime Ward. Ia bertukaran identitas dengan Ann Burton agar dapat keluar (karena Ann Burton memasukan diri secara sukarela, ia dibolehkan untuk keluar semaunya), tetapi sebelum sampai di pintu keluar rumah sakit, ia dihadapkan oleh kepala Dime Ward, Dr. Xavier Zelmann atau Dr. X.

Ia menyadari bahwa yang akan keluar bukan Ann Burton, tetapi Susan Ashworth, dan memberi tahunya bahwa untuk keluar dari bangsal, ia harus melalui penilaian psikologis dengannya esok hari untuk mengetahui apakah Susan stabil untuk menjalani hidup tanpa obat. Karena staf keamanan rumah sakit menatap mereka berdua, Susan mereasa ia tidak ada pilihan lain dan mematuhi instruksi Dr. X.

Susan berbincang dengan Mr. X di dalam kantornya.

Esoknya, Dr. X melakukan konseling terhadap Susan, menanyakan berbagai hal mengenai hidupnya untuk mengetahui mengapa ia mencoba untuk membunuh diri sekaligus mencari tahu kestabilan kondisi mental Susan.

Ia menanyakan keluarga, teman, dan keadaan hidupnya, mendengarkan dengan baik apa yang Susan ucapkan. Berlagak psikiater yang baik, pada akhir sesi, ternyata Dr. X bukan melakukan konseling dan penilaian psikologis agar Susan dapat keluar dari rumah sakit, melainkan mencari tau jika Susan dibunuh apakah akan ada orang yang mencarinya.

Karena sebetulnya, Dr. X adalah monster.

Mr. X menyiksa korbannya.

Ia adalah seorang pembunuh berantai yang menggunakan kekuatannya sebagai kepala dari Dime Ward untuk mencari korban selanjutnya. Ia membunuh wanita-wanita cantik untuk dijadikan model bagi kreasi seninya.

Bagi wanita yang tidak hanya cantik tetapi juga memiliki suara merdu, ia akan menculik dan menyiksa mereka agar dapat mendengarkan suara jeritannya. Susan menyaksikan semua ini setelah dibunuh oleh Dr. X dan, karena keabadiannya, bangun dalam ruang bawah tanah Dr.X.

Dr. X merupakan parasit yang dibicarakan The Queen of Maggots.

Jelas bahwa dalam realita parasit tidak seesktrem yang digambarkan oleh The Cat Lady. Namun, ada benarnya bahwa parasit hidup adalah manusia. Mereka adalah orang toxic yang, pada awalnya, kita mungkin tidak menyadari mereka menyedot energi kita.

Mereka adalah pacar kita yang abusive, seringkali memainkan emosi dan keterikatan kita terhadap mereka untuk memaksa kita melakukan apa yang mereka mau. Mereka adalah orang tua yang memukuli anaknya jika mereka tidak dapat memainkan biola. Mereka semua adalah parasit susah bagi kita seorang untuk menghilangkannya karena ketergantungan, keterikatan, maupun faktor lain yang membuat kita tidak bisa luput dari mereka.

“Kenapa kamu gak tinggalin aja?”

Karena hidup tak pernah semudah itu.

Ibarat sel kanker yang telah menjadi tumor di dalam otak, parasit tidak semudah itu untuk dihilangkan. Kanker perlu pengobatan berulang kali dan belum tentu sembuh, demikian halnya penulis kira menyerupai parasit dalam hidup.

Pacar abusive bisa ditinggalkan begitu saja, tetapi tidak ada jaminan bahwa ia akan kembali bertahun-tahun kemudian, memeras kamu dengan foto-foto provokatif yang pernah dikirim ataupun sebuah fitnah agar kamu kembali kepadanya.

You Need a Friend

Sepulang dari membasmi Dr. X, Susan pulang ke apartmennya dan bertemu dengan orang yang membawanya ke Dime Ward. Mitzi Hunt. Ia datang menemui Susan untuk menyewa kamar yang Susan iklankan beberapa bulan yang lalu.

Walaupun metode yang ia lakukan untuk mengetahui keadaan Susan yang mencoba membunuh diri adalah illegal (ia mendobrak pintu apartemen Susan) dan terdapat kecurigaan apakah Mitzi sebuah parasit, pada akhirnya, setelah Susan mengalami bayangan bahwa Mitzi akan mati dalam waktu yang akan datang karena mengalami kanker otak dan hanya mempunyai 6 bulan lagi untuk hidup, ia mempersilahkan Mitzi untuk menyewa kamarnya.

Mitzi berbincang dengan Susan dan memberi tahu kepadanya mengapa ia mendobrak pintunya.

Mitzi mengakui bahwa tujuan menyewa kamar Susan adalah untuk mencari orang yang mendorong pacarnya membunuh dirinya sendiri dan “berbicara” dengannya karena orang tersebut dicurigai hidup di komplek apartemennya.

Sepanjang jalan dan perlahan-lahan, Susan berteman dengan Mitzi dan menceritakan kejadian yang membuat ia depresi sampai mencoba bunuh diri; suami abusive yang pada akhirnya bunuh diri di hutan karena anak mereka meninggal. Di akhir game, Susan dengan Mitzi berhasil membaik; setelah meninggalnya Mitzi, ia pun membantu orang lain yang mengalami depresi serupa dengannya melalui forum online.

Mitzi merupakan orang yang optimis; walaupun pada pertemuan awal Susan sangat dingin terhadapnya, Mitzi tetap mempercayai bahwa sebetulnya Susan kesepian dan perlu teman agar dapat membaik. Ia juga tidak men-judge orang terhadap apa yang mereka telah lakukan atau sukai, sehingga ia supportif terhadap apa yang Susan sedang alami.

Dengan pertemanannya dengan Mitzi, Susan pun pada akhirnya mengikuti alur pikir Mitzi; tidak men-judge orang lain berniat buruk kepadanya walaupun ia mempunyai sejarah abuse yang panjang dan optimis terhadap masa depan. Walaupun tidak selalu demikian, Susan berusaha keras untuk mewujudkan sikap tersebut.

The Cat Lady menunjukan bahwa untuk menjadi lebih baik dan menghilangkan depresi serta parasit-parasit yang ada di dalam hidup kita, perlu seseorang yang dapat membantu kita untuk merasa lebih baik. Seorang teman baik, di mana tidak perlu teman dalam definisi konvensional; ia dapat berupa orang tua terdekat maupun psikiater terpercaya dan mengerti situasi yang kita sedang alami.

Sulit bagi seseorang untuk mengatasi depresinya sendiri. Kita perlu bantuan untuk melawannya. Kita perlu teman.

It Will Get Better

Bagi pengidap depresi, hidup seakan tidak bermakna lagi dan bunuh diri menjadi sebuah pilihan yang masuk akal. Para parasit telah memakan energinya sampai habis dan tidak ada harapan untuk mengembalikan energi tersebut.

Namun, seperti yang digambarkan The Cat Lady, selalu ada jalan jika kita bertahan sebentar lagi saja dan berjuang sekuat tenaga. Itulah yang terjadi dengan Susan. Di akhir hari, ia tidak meninggal, tetapi hidup dengan tujuan baru; membantu orang lain yang mengalami depresi.

Karena semuanya pada akhirnya akan membaik.

Mungkin tidak menjadi baik-baik saja,

Tetapi membaik.

Susan. Menjalani hidupnya yang baru.