Saya ingin memulai artikel ini dengan mengatakan bahwa alur cerita Inazuma sebenarnya baik-baik saja, kalau tidak bisa dibilang mengagumkan dan ditulis dengan sangat baik. Tapi saya tidak mampu mengatakan alurnya 'memuaskan'.

Kisah yang baru ditutup beberapa hari yang lalu ini terasa kurang dikembangkan di sana-sini, banyak unsur yang terlalu cepat muncul dan pergi, atau sekadar menambahkan titik plot baru yang tiba-tiba muncul di dalam alur tanpa konsekuensi yang jelas, seperti hasil brainstorming yang langsung dimasukkan tanpa kematangan.

Poin utama yang ingin disampaikan artikel ini adalah: alur cerita Genshin Impact akan jauh lebih baik jika jumlah jam kontennya ditambah berkali-kali lipat, jika perlu sampai butuh berminggu-minggu untuk mengeksplor satu kawasan.

Saya akan membagi penjelasan dalam dua sub-judul: pertama, begitu kaya-nya sumber material lore Genshin yang membutuhkan ratusan jam terdedikasi untuk menjelaskannya, dan kedua, begitu singkatnya jam konten yang diberikan gim ini bagi pemainnya untuk menyelesaikan cerita.

Begitu Banyak yang Bisa Diceritakan di Inazuma

Inazuma tidak kekurangan kisah untuk diceritakan. Kalau banyak anime, manga, light novel, atau mobage sering dikritik karena memiliki terlalu banyak filler untuk sekadar mengisi jam tayang atau menambah jam konten, masalah yang dimiliki Genshin justru sebaliknya: ia memiliki cerita yang terlalu padat dengan jam tayang yang terlalu sedikit. Bagian ini akan membuktikan padatnya cerita di Inazuma, mulai dari Sakoku sampai Sangonomiya.

Pertama, menyoal Dekrit Sakoku itu sendiri dan hal-hal terkait. Ini adalah salah satu poin yang berdampak besar ke cerita, mulai dari korupsi yang melanda Tri-Commission, kesulitan perdagangan internasional, dan sulitnya akses keluar-masuk pada umumnya. Tapi kita hanya mendapatkan sedikit jam konten tentang mereka yang berusaha kabur maupun kembali, tentang International Trade Association, ataupun hal-hal terkait. Kita dengan cepat meninggalkan Ritou untuk berpindah menuju Kamisato Ayaka.

Setelah itu adalah Kamisato Ayaka. Karakter yang memiliki banyak dimensi, berikut tentang klan Kamisato, masa lalu klan Kamisato, hubungannya dengan klan lain, hubungannya dengan Raiden, sekaligus hal-hal lebih pribadi seperti hubungan kakaknya dengan klan yang memegang Ritou ataupun kepribadian Ayaka itu sendiri yang unik. Belum lagi poin-poin lain yang ditambahkan Mihoyo, seperti Komore Teahouse dan Thoma.

"Baru sampe Inazuma langsung jadi buron. Bisa nyantai dulu gak sih."

Namun, semuanya disentuh begitu kilat dalam waktu kurang dari satu jam: mulai dari pertama kali bertemu sampai terlempar ke dunia Resistance. Memang alur ceritanya menarik, namun tidak memuaskan. Tidak bisakah kita menghabiskan lebih banyak waktu dengan Ayaka sebelum kemudian terlanjur menjadi buronan? Traveler baru beberapa hari masuk ke Inazuma—belum waktunya untuk tiba-tiba terlempar dalam perang sipil besar-besaran.

Paling buruk adalah apa yang terjadi selanjutnya, yaitu tentang keseluruhan Resistance dan Sangonomiya. Ada keseluruhan sejarah Inazuma yang tidak diceritakan di sana, belum lagi latar belakang belasan orang dan kisah dibalik berbagai geografi unik di sana. Tokoh-tokoh datang dan pergi begitu cepat, dengan dialog yang hanya terjadi sekian kali, mulai dari Kokomi, Sara, Gorou, Teppei, belum lagi NPC-NPC lainnya. Begitu sedikit waktu yang kita habiskan bersama Resistance. Bahkan, Episode III Part II memiliki jangka waktu terpendek dibandingkan part Archon Quest lainnya.

Potensi yang paling besar, dan poin plot yang begitu banyak, tidak di-cover dengan baik. Termasuk di antaranya yang tidak dieksplor adalah kisah dari Perang Sipil itu sendiri, masa lalu Watatsumi dengan Narukami, berbagai geografi unik di kawasan itu seperti Tatarasuna, 'kekuatan' Raiden Shogun, dan masih banyak lainnya. Resistance, yang menjadi bagian besar dalam hidup Traveler, cepat menghilang secepat ia datang, dan ia bahkan tidak menjadi bagian dari finale Episode III yang hanya mengandalkan Traveler, Yae, dan Ei.

Lebih lanjut, Yae dengan gampang menceritakan bahwa salah satu tokoh yang paling diantisipasi sepanjang cerita, Scaramouche, ternyata merupakan klon dari Ei. Tidak ada elaborasi lebih lanjut antara pemimpin kolaborator Fatui di Inazuma dan pemimpin Inazuma itu sendiri. Tidak ada interaksi lebih lanjut antara Scaramouche dan Ei. Tidak ada apapun, sekadar satu baris percakapan dari Yae.

Dengan banyaknya cerita yang bisa dieksplor, mengapa kita hanya diberikan sebatas outline-outline saja dari semua cerita itu? Bagian selanjutkan akan mempertanyakan begitu singkatnya jam konten yang kita dapatkan.

Kurang Dari Setengah Hari untuk Antisipasi Setengah Tahun

Kurang dari setengah hari. Itulah waktu yang dibutuhkan mulai dari Traveler menginjakkan kaki di Ritou sampai mengalahkan Raiden di istananya. Kurang dari setengah hari untuk menceritakan alur cerita utama di Inazuma, dan hanya beberapa hari untuk mengeksplor secara keseluruhan.

Mengapa begitu terburu-buru? Berbeda dengan Mondstadt yang 'sekadar' menceritakan satu hal: mengalahkan Stormterror, Traveler di Inazuma berpindah-pindah dengan cepat. Baru saja angkat sauh dengan Beidou dan Inazuma, kita tiba-tiba dihadapkan dengan International Trade Association, lalu dengan Thoma, dan di skenario berikutnya kita sudah berada di Komore Teahouse, dan dengan cepat bertemu dengan Kamisato Ayaka, sebelum kita tiba-tiba melawan Shogun dan diasingkan ke Kannazuka.

Belum lama di front depan perang sipil, kita tiba-tiba bertemu dengan Teppei, Kokomi, dan lalu berpindah skenario lagi melawan Scaramouche untuk di akhir melawan Signora. Di antara semua kekacauan ini, mungkin setengah keinginan dan setengah rasa bersalah, miHoYo memampatkan seluruh story quest Ayaka dan sedikit 'kehidupan sehari-hari' warga Inazuma, yang begitu singkat sampai-sampai terasa mudah dilupakan kalau saja ceritanya tidak begitu bagus.

Dalam waktu sekian jam, Traveler berubah dari pendatang, broker perdagangan, penyelundup antar-pulau, dan protégé dari Kamisato Ayaka. Ia berubah dari orang yang sekadar ingin bertemu dengan Shogun dan tidak ingin berurusan dengan politik domestik Inazuma menjadi orang yang melawan Vision Hunt Decree, lalu musuh negara, lalu tiba-tiba menjadi Komandan Unit Spesial Sangonomiya Resistance, sebelum secara ajaib seluruh negara mengenalnya sebagai 'orang yang mengalahkan Raiden'.

Karakter sepenting Kokomi dan Gorou malah mendapatkan peran yang minim di Archon Quest.

Story quest dan world quest tidak bisa mengatasi ini, meskipun masing-masing di antaranya juga cukup mengagumkan. Setelah semua cerita sampingan ini dihabiskan, seluruh potensi yang bisa dieksplorasi seperti apa yang sudah dijelaskan di atas, tidak tersentuh sama sekali. Keseluruhan resistance bahkan hampir tidak diceritakan sama sekali di quest manapun. Memang, sebentar lagi Kokomi akan muncul berikut dengan cerita yang ia bawa. Namun urusan jam-konten quest lain tidak bisa mengatasi apapun jika jam-konten archon quest begitu minim.

Dalam kasus sebelumnya, world quest dan story quest digunakan untuk menambah alur cerita, seperti quest Venti, Jean, dan Eula untuk alur cerita Mondstadt dan quest Zhongli, Ganyu, dan Hu Tao untuk cerita Liyue. Ceritanya telah selesai terlebih dahulu, baru ditambahkan. Bagaimana caranya untuk secara maksimal menambahkan sesuatu yang belum selesai?

Mari kita bandingkan dengan gim-gim serupa, khusus dari segi jam-konten dan bukan dari cerita atau penulisan karakter. F/GO membutuhkan sehari atau dua hari penuh berdedikasi untuk menyelesaikan satu singularity atau lostbelt, dan dalam kasus-kasus terakhir ketika lostbelt selalu dipecah menjadi dua, berarti butuh waktu dua kali lipat untuk menyelesaikan satu bagian cerita. Setara dengan archon quest, setiap bagian cerita F/GO menghabiskan waktu setidak-tidaknya empat kali lipat lebih panjang, belum menghitung kisan setiap tokoh dan side quests.

Di sisi lain, ada juga mobage yang memiliki panjang cerita utama hampir mirip dengan Genshin, namun dengan konten cerita baru berturut-turut. Arknights, misalnya. Setiap event Arknights selalu memiliki tambahan cerita yang krusial dengan panjang yang sama dengan archon quest. Bandingkan dengan Genshin yang hanya memiliki tambahan cerita signifikan setiap update wilayah, dan cenderung 'kering' selama masa di antaranya.

Masih ingat zaman Risa Media membahas Arknights? Ceritanya juga tak kalah menarik.

Perbandingan terakhir adalah dengan Granblue Fantasy. Berbeda dengan story quest Genshin yang berfokus pada beberapa karakter penting, semua karakter dengan semua versi di GBF punya ceritanya sendiri—dengan total mencapai ratusan. Bandingkan dengan Genshin yang memberikan slot sangat terbatas untuk story quest, bahkan tidak mencakup sebagian besar karakter playable, dengan masing-masing di antara-nya pun memiliki jam konten yang tidak terlalu banyak, dan beberapa di antaranya bahkan bercerita tentang hal lain selain dari karakter itu sendiri (Zhongli ch.1, misal).

Tentu saja, perbandingan ini bukan berarti struktur gim-gim tersebut lebih baik atau saya lebih memilih cerita di gim tersebut daripada cerita Genshin. Namun, ini membuktikan bahwa ada yang aneh dari struktur cerita Genshin: konten yang sangat banyak dengan jam-konten yang relatif minim dan jarang.

Struktur ini tidak logis mengingat bahkan mengikuti logika profit sekalipun, Genshin akan menarik lebih banyak orang dengan aliran konten yang konstan dan terus-menerus. Ini juga yang dilakukan gim-gim serupa, dengan perbedaan bahwa Genshin sama sekali tidak membutuhkan penambahan 'filler' atau konten-konten 'yang penting ada', sebab setiap sudut daerah dan manusia di Teyvat masih bisa dieksplor kehidupannya, sehari-hari ataupun masa lalu.