Manajemen LoveLive serta produksi Lantis memberikan satu dari sederet ‘hadiah’ bagi para penggemar untuk merayakan sembilan tahun franchise ini. Kini, seluruh lagu dari serial Love Live, baik itu dari μ’s maupun Aquors, dapat didengarkan melalui kanal streaming Spotify tanpa region lock.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa label-label industri musik Jepang ‘alergi’ dengan keberadaan layanan streaming musik. Dengan menjadi satu dari sedikit negara yang masih bertahan dengan penjualan CD dan DVD, butuh waktu bertahun-tahun bagi Jepang untuk mulai melirik pasar internasional dan perlahan-lahan menengok potensi layanan streaming.

Bagaimanapun juga, masa emas musik berbentuk fisik sudah berakhir. Kanal digital maupun streaming seperti Apple Music, Spotify, dan Youtube adalah bagaimana hampir semua orang menikmati musiknya hari-hari ini.

Sembilan Tahun Idol Multiplatform LoveLive

Love Live tak dimulai dari gim maupun serial anime hits. Kisah mengenai para gadis SMA yang secara optimis dan ajaib memutuskan untuk menjadi grup idol untuk menyelamatkan sekolahnya yang kurang murid itu dimulai di majalah Dengeki G sembilan tahun lalu, pada tahun 2012.

Franchise itu kemudian berkembang menjadi anime dua musim, gim ritmik gacha, film layar lebar, serta spin-off dengan dua musim anime tambahan. Dengan produksi yang apik, baik μ’s maupun Aquors dengan cepat mendapatkan jutaan penggemar loyal yang rela mendedikasikan waktunya untuk serial idol ini, termasuk menghabiskan kocek untuk mendapatkan SSR dalam gimnya, Love Live: School Idol Festival!

Gim itu sendiri memiliki basis penggemar yang cukup besar, termasuk di Indonesia. Gim tersebut tak kunjung-kunjung berkurang setelah bertahun-tahun kemudian dan kemunculan banyak gim tambahan dari Idolm@ster dan Bang Dream!

Mengharap Streaming Musik-Musik Jepang Lain

Ketika penulis mengatakan ‘industri musik Jepang melunak terhadap streaming’ ini, bukan berarti ia masih memperhitungkan para penggemar di luar Jepang. Meskipun tersedia melalui Apple Music dan Spotify, lagu tersebut terkunci dan hanya bisa didengarkan oleh pengguna dari Jepang, apalagi LINE Music yang hanya tersedia di Jepang dan Thailand.

Dengan melunaknya Lantis, mudah-mudahan label besar jepang lain yang terkenal dengan kekerasan hatinya memgenai ‘kekhawatiran bajakan digital’ dapat melunak pula dan merilis lagu-lagunya dalam kanal-kanal streaming.

Lebih baik lagi jika tak hanya tersedia di satu kanal streaming. Kenshi Yonezu dan RADWIMPS, misalnya, tersedia hanya di Spotify, begitu pula Inori Minase dan Wake Up, Girls! yang hanya tersedia di layanan musik milik Apple. Sudah waktunya bagi pemain industri musik Jepang untuk menyadari bahwa kemudahan akses akan dengan sukarela diapresiasi penggemar yang tak perlu lagi mengunduh lagu kesukaannya melalui situs-situs mencurigakan penuh dengan malware dan virus.

Omong-omong soal ketersediaan lagu idol di layanan streaming, kira-kira kapan Idolm@ster akan mengikuti Love Live dan Bang Dream! dalam hal kemudahan akses? Sebelum waktu itu datang, redaksi selalu mengajak para pembaca dan penggemar subkultur Jejepangan di manapun untuk menikmati idol-idolnya melalui sarana-sarana legal, untuk mendukung penuh para kreator kesukaan kita yang sudah membuat musik-musik yang kita senangi dengan usaha yang tak kecil.