Beruntung: Anda mendapat koneksi ke ilmu obat-obatan luar dan dalam negeri sejak kecil, berikut segala hal terkait literatur, masak-memasak, kehidupan suami-istri, sekaligus dunia malam. Tidak beruntung: anda berada dalam masa ketika Tiongkok masih dipimpin oleh seorang kaisar, tiba-tiba berada di lingkungan kekaisaran, dan Anda seorang perempuan.

Karakter di atas adalah Maomao, pemeran utama dalam manga detektif-cum-drama berjudul Kusuriya no Hitorigoto, lit. 'Cerita Harian Apoteker'. Jika ia lahir di dekade 1990-an, mungkin ia sedang berada di Fakultas Kedokteran UGM hari ini. Sayangnya, ia berada di zaman ketika tidak hanya konsep kesetaraan kemampuan perempuan dan laki-laki tidak ada, namun juga cukup jelas apa yang dianggap bisa dan tidak bisa dilakukan laki-laki maupun perempuan.

Dalam spotlight manga ketiga setelah Cigarette and Cherry dan Sousou no Frieren, artikel ini akan membahas mengapa saya merekomendasikan anda untuk membaca Kusuriya no Hitorigoto.

Pengalaman membaca Kusuriya tidak jauh dari membaca cerita Holmes—dengan kata lain, menyenangkan dari awal sampai akhir, tidak cukup membuat pusing sekaligus tidak pernah membuat kita sepenuhnya rileks. Tetapi, satu perbedaan mencolok yang akan dibahas di bawah adalah apa yang dimiliki Holmes dan tidak dimiliki Maomao: posisi yang nyaman relatif dengan tempat dan zaman mereka hidup.

Holmes, selain bahwa ia merupakan detektif ulung, merupakan orang kepercayaan kepolisian dan seluruh Inggris Raya. Ia mendapatkan kepercayaan dari siapapun dan tidak bisa seenaknya dicopot dari statusnya, dan hal-hal domestik seperti pendanaan biaya kehidupan atau bagaimana ia mampu mengakses informasi yang tidak dapat diakses masyarakat awam dianggap 'sudah jelas' dan dibereskan di kegelapan.

Maomao diberi kemampuan yang sama canggihnya, seperti kemampuan berdeduksi dan mengenali racun apapun. Satu plot Kusuriya bahkan memiliki kesamaan yang hampir sama dengan satu plot salah satu kisah Holmes. Apa yang membedakan mereka berdua adalah bagaimana Maomao bekerja dalam lingkup yang jauh lebih sempit, tanpa stabilitas apapun.

Holmes melakukan kerja detektif partikelir untuk hobi, sedangkan Maomao demi memperpanjang hidup. Inggris Raya pada awal abad ke-20, meskipun bukan tempat paling setara di muka bumi, jelas lebih demokratis dibandingkan dinasti Tionghoa beberapa abad sebelumnya.

Wanita Hebat di Waktu yang Salah

Apa yang dihadapi oleh Maomao?

Pertama: ia rakyat biasa yang berasal dari lingkungan distrik lampu merah yang tersangkut di lingkungan elit kekaisaran. Bahwa sewaktu-waktu ia bisa diusir atau dipenggal bukan hiperbola: ia sewaktu-waktu memang bisa diusir dan dipenggal. Maomao hidup di zaman omong kosong ketika Kaisar masih dianggap memiliki mandat Tuhan, seblangsak apapun perilakunya di muka bumi. Lahir beberapa abad terlebih dahulu sebelum Revolusi Perancis, urusan mematuhi siapapun di dalam lingkaran kekaisaran adalah urusan hidup dan mati, bukan bisa atau tidak bisa, apalagi mau atau tidak mau.

Kedua: ia perempuan di dunia laki-laki. Nonsens yang dihadapi perempuan dalam serial ini tidak pernah disebutkan secara verbatim, sebab memang tidak perlu. Cukup saya sebutkan bahwa latarbelakang cerita ini masih berada di mana selir dan permaisuri kaisar memiliki tugas melahirkan anak laki-laki dan tidak lebih, bahwa semua keperluannya dibutuhi untuk membesarkan anak laki-laki dan tidak lebih, dan bahwa keluar dan masuknya para perempuan dari lingkungan istana adalah sekadar selera kaisar, dan tidak lebih. Bahwa Maomao perlu menggunakan teknik racikan obat-obatannya untuk membuat wajahnya lebih tidak menarik memperjelas pemahamannya atas posisi yang ia alami.

Ketiga: ia tumbuh di dunia sial dan berkembang di dunia yang lebih sial lagi. Lahir dikelilingi para courtesan dan tumbuh berkembang di dunia malam yang menjual layanan perempuan tidak ideal bagi pertumbuhan anak-anak manapun, dan terjebak dalam intrik politik kekaisaran Tiongkok pada saat umur baru mencapai 20 tahun lebih tidak ideal lagi. Kemampuannya dari dunia pertama menyelamatkannya di dunia kedua, namun tipis-tipis saja, sebab;

Keempat: terlepas dari posisi sosialnya, Maomao memiliki keahlian-keahlian yang tidak dimiliki hampir siapapun di istana. Kekuasaan mengarahkan pengetahuan, dan ia kini harus terlibat dalam permainan kekuasaan akibat pengetahuannya. Apa yang menjadi keahliannya kini sekaligus menjadi kelemahannya. Ia tidak bisa melawan perintah 'atasan', namun tidak semua 'atasan' akur dengan satu sama lain, maka salah langkah Maomao akan berakibat fatal.

Sebagai kesimpulan: Kusuriya berkisah tentang seorang Maomao yang menavigasi krisis-krisis besar dengan hambatan-hambatan suram yang tidak dapat dibayangkan manusia modern. Dengan kata lain, Maomao mengalami alur cerita slice-of-life dengan atmosfir kehidupan paling tidak stabil yang pernah saya baca.

Padahal, premis slice-of-life adalah kehidupan sehari-hari yang (biasanya) tenang dan memiliki konflik yang (cenderung) cepat selesai. Kusuriya tidak memiliki dua elemen ini. Setiap hari dipenuhi ketegangan tentang apa yang akan terjadi dan apa yang belum selesai dari masa lalu, serta konflik yang berkelanjutan, tanpa kehilangan aspek 'keseharian'-nya.

Ia penuh dengan suspens—setiap cilaka selalu diselipi penyelesaian, dan setiap ketenangan selalu diselipi bencana. Setiap masalah tidak pernah sepenuhnya selesai. Setiap penyelesaian tidak pernah utuh. Tidak ada karakter yang tidak penting: semuanya berhubungan. Dengan ketegangan bertumpuk itu, Kusuriya masih mampu menjadi manga slice-of-life yang mumpuni, yang benar-benar menceritakan kehidupan sehari-hari.

Saya hanya berharap Maomao, Jinshi, dan karakter-karakter lain memiliki akhir yang bahagia. Sebab, dengan statusnya yang sial bertumpuk itu, dan dengan latar belakang sejarah tempat mereka berada, keadaan bisa berubah menjadi sangat tragis, dengan sangat cepat.

Update 18 Juni: mengurangi spoiler dan memperbaiki salah satu nama.