Nama adalah identitas. Oleh sebab itu, sebuah nama adalah sesuatu yang sakral.

Banyak kota, negara, daerah, maupun suatu daerah tingkat tinggi di seluruh dunia yang telah mengalami pergantian nama dengan alasan yang berbeda-beda. Kebanyakan pergantian namya tersebut dilakukan karena alasan politik maupun penyebab yang berhubungan dengan rasa nasionalis seperti untuk menghilangkan jejak-jejak dari kekuasaan kolonial atau yang mencerminkan suatu ideologi dari pemerintahan yang berkuasa.

Sebuah negara ataupun wilayah juga berkemungkinan melakukan pergantian namanya murni karena alasan yang berkaitan dengan sebuah peringatan atau perayaan di daerah tersebut, terutama untuk menghormati para tokoh yang berpengaruh atau sebuah peristiwa yang menjadi bagian sejarah dari suatu wilayah. Tidak hanya itu, sebuah negara juga berkemungkinan untuk mengubah namanya untuk meningkatkan citra dari negara mereka dengan menghapus nama lama yang memiliki kaitan dengan sebuah peristiwa kelam bagi suatu bangsa. Berikut kami menghadirkan sepuluh negara yang telah berhasil mengubah nama mereka.

Persia Menjadi Iran

Iran (© Lonely Planet)

Secara historis, Iran disebut sebagai “Persia” karena penulisan Yunani untuk daerah tersebut. Daerah yang meliputi Iran pada saat ini diduduki oleh bangsa Persia yang mendirikan Kekaisaran Persia. Pada 1935, pemerintah Iran mengarahkan bagi negara-negara yang memiliki hubungan diplomasi dengan mereka untuk menyebut negara itu sebagai Iran, alih-alih Persia. Saran untuk penggantian nama tersebut diduga telah dipengaruhi oleh duta besar Iran untuk Jerman yang juga telah dipengaruhi oleh Nazi. Mau tak mau, setoap negara pun harus patuh dengan keputusan itu dan nama “Iran” mulai muncul dalam setiap dokumen resmi. Meskipun ada sebagian pertentangan terkait nama baru ini dari berbagai penjuru, secara keseluruhan langkah untuk menggunakan nama “Iran” yang berubah secara bergantian ini membuat terjadinya sebuah perubahan persepsi dari masyarakat. Saat ini, negara ini bebas untuk disebut sebagai Iran.

Khmer Menjadi Kamboja

Kamboja (© Lonely Planet)

Nama Kamboja sudah beberapa kali berganti. Hal itu terutama dilakukan saat partai penguasa baru ingin menghapus jejak-jejak dari pemerintahan sebelumnya. Pada 1953 hingga 1970, negara ini dinamai Kerajaan Kamboja. Lalu, dari 1970 hingga 1975 dinamai dengan Republik Khmer. Saat memasuki masa-masa penguasa komunis, tepatnya pada 1975 hingga 1979, disebut sebagai Kampuchea Demokratik. Di bawah wewenang transisi PBB mulai dari 1989 hingga 1993, nama negara tersebut menjadi Negara Kamboja (State of Cambodia). Restorasi terhadap monarki yang terjadi pada 1993 membuat nama negara ini kembali menjadi Kerajaan Kamboja. Bangsa Khmer lebih memilih untuk menyebut mereka sebagai Kampuchea yang memiliki arti “keturunan dari Pangeran Kambu”. Sebuah catatan menarik bahwa ternyata nama Cambodia yang digunakan di dunia barat sebenarnya merupakan bentuk pengucapan yang salah dari “Kampuchea”.

Birma Menjadi Myanmar

Myanmar (© Lonely Planet)

Myanmar dikenal dalam bahasa Inggris dengan dua nama; Myanmar dan Burma (dalam bahasa Indonesia sebagai “Birma”). Nama negara ini telah diubah dari “Birma” menjadi “Myanmar” dan pada akhirnya secara resmi ditetapkan menjadi Republik Persatuan Myanmar yang menjadi sebuah bahan kontroversi. Pengubahan nama tersebut dilakukan oleh junta militer pada pada tahun 1989, setahun setelah beberapa orang tewas terbunuh dalam usaha untuk menekan pemberontakan rakyat. Nama baru itu akhirnya diakui oleh berbagai negara seperti Prancis, Jepang, dan juga oleh PBB. Bagaimanapun, AS dan Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia Utara tidak mengakui militer-milter yang tak terpilih yang telah melakukan pergantian nama tersebut.

Transyordania Menjadi Yordania

Yordania (© Lonely Planet)

Transyordania telah diakui sebagai sebuah negara pada September 1922 dan tetap menjadi suatu mandat pasukan Inggris (merujuk ke United Kingdom) hingga 1946 ketika Transyordania telah diberikan kemerdekaan. Pada 1946, pihak berwernang meamainya sebagai Kerajaan Hashimiyah Transyordania setelah dilakukannya ratifikasi Traktat London. Pada 1949, nama ini kembali diubah menjadi Kerajaan Hasyimiyah Yordania. “Yordania” disebut sebagai Kerajaan Hashimiyah semenjak diperintah oleh Dinasti Hasyimiyah. Hashimiyah saat ini digunakan untuk merujuk kepada para keluarga dan keturunan kerajaan, sedangkan Yordania adalah nama yang merujuk kepada sebuah kawasan geografis yang bernama Sungai Yordania, tempat Yesus dibaptis.

Abyssinia Menjadi Ethiopia

Ethiopia (© Lonely Planet)

Kekaisaran Ethiopia, atau biasa dikenal sebagai Abyssinia, menempati wilayah utara Ethiopia pada masa kini. Pendirian dinasti Solomon oleh para penghuni Abyssinia pada 1270 mengantarkan penamaan untuk keseluruhan negara tersebut menjadi Abyssinia. Abyssinia berkuasa tanpa adanya kendala sampai abad ke-20, mengatur bagian-bagian yang lebih besar dari Ethiopia. Abyssinia mengubah namanya menjadi Ethiopia saat berlangsungnya Perang Dunia II dan itu diprakasai oleh Hailesiale, raja kesepuluh dari Ethiopia. Kendati demikian, beberapa peneliti berpendapat bahwa Ethiopia selalu disebut dengan nama yang sama (Ethiopia) semenjak abad ke-4 dan nama Abyssinia sendiri hanya diperkenalkan dari kalangan bangsa Arab dan Ethiopia sendiri lebih luas dari wilayah Abyssinia secara geografis.

Bechuanaland Menjadi Botswana

Bostwana (© Lonely Planet)

Botswana pada mulanya dikenal sebagai proktetorat Inggris (merujuk kepada United Kingdom) dari Bechuanaland. Nama “Bechuanaland” sendiri diadopsi oleh Inggris pada tanggal 31 Maret 1885, ketika mengambil negara tersebut sebagai salah satu dari wilayahnya. Wilayah ini tetap berada di bawah nama Proktetorat Bechuanaland hingga tanggal kemerdekaannya, 30 September 1966. Nama baru untuk negara itu, “Botswana”, dipilih setelah mereka resmi merdeka. Botswana dinamai berdasarkan Tswana, grup etnis terbesar yang mendiami negara Botswana, juga dapat dirujuk sebagai Bechuana dalam ortografi varian yang lebih tua.

Sailan Menjadi Sri Lanka

Sri Lanka (© Lonely Planet)

Sri Lanka telah dikenal dengan berbagai nama dari masa ke masa. Di bawah kekuasaan Inggris (merujuk kepada United Kingdom), Sri Lanka dikenal sebagai Sailan. Sailan (Ceylon) merupakan translasi dari Ceilao, nama dari negara ini di bawah kekuasaan Portugis yang merupakan koloni penguasa pertama dari daerah tersebut. Nama “Sri Lanka” baru diperkenalkan saat pendorongan daerah tersebut untuk merdeka pada awal abad ke-20. Nama ini digunakan oleh Partai Marxis Lanka Sama Samaja dan Sri diperkenalkan oleh Partai Kebebasan Sri Lanka. Secara resmi diadopsilah nama Republik Sri Lanka pada tahun 1972 dan akhirnya beruabh menjadi Republik Sosialis Demkratik Sri Lanka semenjak 1978.

Zaire Menjadi Republik Demokratik Kongo

Republik Demokratik Kongo (© Lonely Planet)

Republik Demokratik Kongo telah dikenal secara resmi dengan beberapa nama seperti Negara Bebas Kongo, Kongo Belgia, dan Kongo-Leopoldville. Pada 1960, Kongo memperoleh kemerdekaannya di bawah nama Republik Kongo yang dinamai berdasarkan Sungai Kongo. Antara 1965 hingga 1971, nama negara ini berganti menjadi Republik Demokratik Kongo dan pada 1971 Presiden Mobuto Sese Seko menamainya sebagai Republik Zaire. Meskipun Kongres Nasional Berdaulat memilih untuk melakukan pergantian namanya pada 1992, perubahan tersebut terjadi pada 1977 menyusul kejatuhan dari Mobutu.

Upper Volta Menjadi Burkina Faso

Burkina Faso (© Lonely Planet)

Burkina Faso, pada mulanya secara resmi dengan nama Upper Volta (Volta Atas), telah diganti namanya pada Agustus 1984 oleh Presiden Thomas Sankara. Ia memilih nama “Burkina” dan “Faso” dari nama kedua bahasa utama yang ada di negara ini. Nama Upper Volta diberikan dari kolonial Prancis karena Sungai Voltar yang mengalir di sepanjang negeri ini. Burkina sendiri berarti “orang yang jujur” dalam bahasa Moore dan Faso berarti “tanah air” dalam bahasa Dyula. Ketika kedua kata tersebut disambungkan maka maknanya menjadi “tanah untuk para orang yang jujur”.

Dahomey Menjadi Benin

Benin (© Lonely Planet)

Dahomey mulanya merupakan sebuah kerajaan yang kuat sebelum era pra-kolonial yang didirikan di Afirka Barat pada sebuah wilayah yang hari ini dikenal sebagai Republik Benin. Kerajaan ini juga meliputi wilayah yang pada hari ini menjadi bagian dari Togo dan beberapa wilayah dari barat daya Nigeria. Kerajaan Dahomey terkenal dengan kemampuannya para pejuang wanitanya yang bertindak sebagai pengawal kerajaan. Negara ini mengganti namanya dari Dahomey menjadi Republik Benin lima belas tahun setelah mereka memperoleh kemerdekaannya pada 1975 di bawah kepemimpinan Mathieu Kerekou. Pergantian nama ini untuk menyamakan kepada ide-ide Marxis-Leninis yang dianut oleh Kerekou.

Sumber: WorldAtlas