Tidak hanya Anda yang gemar menyanyikan lagu penutup dari Kuzu no Honkai.

Heikou-sen, atau dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai “Garis Paralel”, sukses menjadi salah satu tembang yang mencuri perhatian di awal tahun ini. Lagu penutup untuk Kuzu no Honkai, baik animenya maupun seri live action-nya. Liriknya yang sangat dramatis, menceritakan sepasang ‘kekasih’ yang mustahil bersama dan memuja garis paralel sebagai destinasi pamungkasnya. Suara khas lengkingan yang tinggi di dalam lagu ini juga merupakan salah satu faktor penguat mengapa Heikou-sen begitu sangat digemari oleh para pendengar anisong. Lirik, penggubahan, dan vokal, semuanya dilakukan oleh satu orang yang sama. Sang genius baru di dunia anisong. Dialah Sayuri (dengan nama Jepang さユり), sang gadis hipoksia asal Fukuoka.

Sosok Sayuri dan gitarnya. Satu kesatuan yang sukar dipisahkan.

Bagaimana Gadis Hipoksia Itu Mengenal Industri Musik

Gadis kelahiran Fukuoka, 7 Juni 1996 ini, sudah mulai tertarik dengan musik semanjak masih SD. Dalam sebuah wawancara bersama Natalie, ia mengemukakan bahwa pada mulanya ia terinspirasi dengan band Kanjani Eight. Merekalah yang menginspirasi Sayuri untuk memutuskan memiliki hobi untuk bermain gitar. Sayuri lalu memulai untuk menggubah semasa tahun kedua ia berada di bangku SMP. Ia memliki ambisi yang kuat kepada lirik dan penulisan lagu yang dibawakan oleh band tersebut.

Sayuri semakin serius. Setelah itu, dengan nama Asuka, ia bergabung bersama kelompok duo akustik yang bernama LONGTAL. Duo akustik ini berbasis di daerah asal Sayuri. Ia memulai melakukan penampilan di jalanan dan berbagai live house yang ada di Hiroshima, Osaka, dan Nagoya. Di balik semua pengalaman yang ia dapatkan hingga saat ini, Sayuri keluar dari jenjang pendidikan SMA.

Pada tahun 2012, sebagai anggota dari LONGTAL, Sayuri berhasil dianugerahi penghargaan Grand Prix pada final ajang Music Revolution ke-5. Ajang ini disponsori oleh Yamaha Music. Setelah mencapai titik tersebut, Sayuri memutuskan untuk berkarir aktif sebagai seorang artis indie. Tak pelak, ia pun mengubah nama panggungnya menjadi Sanketsu Shoujo Sayuri (dalam bahasa Indonesia berarti Gadis Hipoksia Sayuri). Penamaan tersebut menyiratkan bahwa ia menganggap dirinya sebagai seorang penulis dan penggubah lagu bersifat paralel 2,5 dimensi, tidak berada di ambang kegerlapan fana dua dimensi, maupun kenyataan terstruktur yang tercipta di tiga dimensi.

Melejitnya Nama Sang Gadis Hipoksia

Setahun berselang, 2013, Sayuri memutuskan untuk pindah ke Tokyo, kota terbesar sekaligus ibu kota Jepang. Ia menggelar live solo perdananya di Tsutaya O-nest, Tokyo, pada Maret 2015. Masih di tahun yang sama, Sayuri melakukan debut besar perdananya pada saat usia 18, dengan membawakan lagu tema penutup untuk anime Ranpo Kitan: Game of Laplace.

Awal 2016, ia sukses menggemparkan ranah anisong dengan membawakan lagu dari single keduanya,Sore wa Chiisa na Hikari no You na. Lagu ini menjadi lagu tema penutup untuk anime yang sangat populer pada saat itu, Boku dake ga Inai Machi. Pengalaman yang didapatkan Sayuri semakin bertambah. Pada 7 Desember 2016, ia berkolaborasi dengan vokalis RADWIMPS, Yojiro Noda. Hal tersebut dalam rangka rilisnya single keempat dari Sayuri, Furarenai Girl.

Nama Sayuri hingga saat ini masih terus melejit. Pada 2017, ia kembali membawakan sebuah lagu yang digunakan untuk anisong. Saat ini, Sayuri merintis karir di bawah label Ariola Japan.

Salah satu visual yang menampilkan Hanabi Yasuraoka, karakter dari Kuzu no Honkai yang menjadi fokus utama dalam video musik Heikou-sen milik Sayuri.

Diskografi

Single
Mikazuki (Bulan Sabit); 26 Agustus 2015
Sore wa Chiisa na Hikari no You na (Itu Bagaikan Sebuah Cahaya yang Kecil); 24 Februari 2016
Ruurararura Rurararura; 24 Juni 2016
Furaregai Girl ; 7 Desember 2016
Heikou-sen (Garis Paralel); 1 Maret 2017

Album
– Mikazuki no Koukai (Perjalanan di Bawah Bulan Sabit); 17 Mei 2017

Album pertama dari Sayuri memuat 14 lagu, turut pula menghadirkan lagu-lagu dari single yang telah dirilis sebelumnya.

Sumber: Generasia, Music Revolution, dan sumber pendukung lainnya.